Bom akan Segera Meledak

587 38 12
                                    

BAB EMPAT PULUH DUA

"I have no caption for this part."
-Author-

❤❤❤

"Hemofilia? Alden mengidap hemofila?"

Lucas menatap Cherry intens. "Kenapa lo peduli sama Alden?"

Cherry terperangah. Apa maksud Lucas?

"Kenapa aku peduli sama Alden? Dia sakit parah, Lucas! Jangan bilang kamu nggak peduli sama dia?" Cherry berdiri, ikut beremosi.

Lucas tersenyum miring. "Kenapa gue harus peduli sama anak yang malah dukung ibunya melakukan perselingkuhan? Kenapa gue harus peduli hah?"

"Perselingkuhan?" Semakin kesini Cherry semakin tidak mengerti arah pembicaraan Lucas.

"Nyokap gue selingkuhin bokap gue selama lima tahun. Alden tau itu dan dia diem aja! Apa dia pantes dapet rasa peduli gue? Gue sayang sama Alden! Gue bahkan nggak akan bisa kehilangan dia. Tapi gue nggak bisa maafin masa lalu dia ketika dia lebih ngebela Mama atas perselingkuhan itu. Lo ngerti kan sekarang kenapa gue begini sama Alden?" Saat ini Lucas sedang kalap sepertinya. Entah kenapa ia sering beremosi akhir-akhir ini. Apalagi jika itu tentang Alden. Mata cowok itu bahkan memerah sekarang. Jika dicermati lebih detail, ada banyak guratan pilu di balik rahang kokoh itu.

Cherry tahu bagaimana terpukulnya Lucas. Tapi bukankah memaafkan jauh lebih mampu memperbaiki keadaan?

"Aku nggak bermaksud bikin kamu mengingat itu, Lucas." Cherry meraih tangan Lucas. Menggenggamnya erat berharap barangkali bisa meredakan amarahnya.

Lucas mengabaikan tangan Cherry. "Lupain aja! Gue cuma nggak suka lo deket sama cowok lain, sekalipun itu Alden." Nada bicaranya mulai melembut lagi.

"Maafin aku, Lucas. Tapi Alden itu baik."

"Gue tau. Gue aja yang berlebihan. Gue cuma nggak suka perselingkuhan. Gue..." Lucas beralih menatap Cherry, dalam. Lalu ia menunduk sebelum mengatakan, "...gue cuma takut kehilangan lo."

Antara harus gemas atau harus menangis, Cherry merasakan itu. Kadang Cherry merasa bodoh sebab tidak menahu atas fakta bahwa Lucas sangat mencintainya.

"Gue minta maaf atas sikap kasar gue. Karena...cuma dengan itu, gue bisa ngejaga lo." Cowok itu masih menunduk. Seolah sedang meratapi kekasarannya pada Cherry selama ini.

Yah, Cherry tidak bisa mengelak jika dia tersentuh dengan kalimat Lucas barusan. Jauh dalam lubuk hatinya, Cherry terkadang menyesal kenapa harus mencintai Lucas. Tapi kemudian ia bersyukur. Adanya Lucas membuatnya sadar dengan bagaimana seorang perempuan harus bersikap--tidak bar-bar, tidak tebar pesona, tidak mudah mengiyakan, dan yang terpenting adalah punya harga diri. Cherry merasa jika Lucas sangat menghargai dirinya.

Air mata Cherry hampir menetes, tapi kemudian ia menghapusnya. Ia lalu membawa Lucas ke pundaknya. Lalu berbisik, "Makasih, Lucas."

Lucas tidak bersuara.

Tapi justru tersenyum miring.

❤❤❤

"Bandel banget sih! Gue bilang juga apa, Lucas tuh kasar sama lo!" Joya baru saja menempelkan plaster pada lutut Cherry yang berdarah karena terpeleset di hutan tadi.

My Cruel Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang