Alasan Lucas

617 42 4
                                    

BAGIAN TIGA PULUH SATU

"Jangan kira marahnya gue ketika lo deket sama cowok lain karena gue cemburu, tapi karena gue berusaha jaga harga diri lo sebagai pacar gue. Inget, lo udah punya pacar. Ketika lo deket sama cowok lain saat lo punya gue, bukankah itu tindakan yang sebenernya merendahkan harga diri lo sendiri?"

Sekarang lo paham, kan, apa maksud gue ngelarang lo deket sama cowok lain.

❤❤❤

PAGI ini peserta olimpiade perwakilan SMA Harrison menghadiri brieving dengan Kepala Sekolah. Jika biasanya setiap tim belajar bersama guru pendamping masing-masing, namun untuk hari ini—menjelang hari olimpiade, secara spesial Kepala Sekolah memberikan semacam nasehat, sebut saja sebagai motivasi kepada kedua tim.

Sayangnya, Cherry dan Estella masih belum datang karena jadwal mereka berbenturan dengan ulangan harian Matematika. Lucas diam-diam mengumpat dalam hati, suasana seperti ini adalah yang paling tidak ia sukai. Diam, mendengarkan ceramah—sangat membosankan. Jika saja Lucas tidak punya hati, ia akan menyeret Cherry dan membawanya ke ruangan itu sekarang. Biar acara ceramah bisa segera diakhiri.

“Bagaimana dengan timmu, Lucas? Kau tidak merasa kesulitan, bukan?” Tiba-tiba pertanyaan Kepala Sekolah menggerogoti ruang penyimpanan kalimat dalam kepala Lucas. Kalau boleh jujur, Lucas merasa baik-baik saja. Bukan karena Cherry menjadi partner-nya, tapi karena memang Lucas sudah menguasai materinya dengan sempurna.

“Tidak.” Jawab Lucas singkat.

“Syukurlah.” Kepala Sekolah mengucap syukur. Soalnya baru kali ini Lucas mau diikutsertakan dalam Olimpiade tahunan. Sebelumnya, Lucas bahkan selalu menghindari topik pembicaraan itu. “Meski setim dengan pacarmu sendiri, aku harap kau bisa profesional.”

Lucas bahkan ingin menjawab, tapi di balik pintu, Cherry dan Estela rupanya sudah menunggu dipersilahkan masuk.

Sontak Ken yang sejak tadi diam, dan kebetulan lagi kangen lihat senyum Cherry, langsung menoleh ke arah pintu. Senyum di bibirnya mengembang. Persetan kalau Dava tahu, persetan dengan Lucas yang diam-diam mungkin menyumpah serapahinya, lebih dari itu Ken sangat mengagumi Cherry.

“Maaf, Pak, kami terlambat datang.” Kata Cherry.

Dan Kepala sekolah langsung mempersilahkan kedua siswa kebanggaan SMA Harrison itu untuk masuk. “Duduklah.”

Dan posisinya sekarang Lucas berada di antara Estella dan Cherry. Sedang Estella berada di antara Lucas dan Ken. Pemandangan yang luar biasa.

Cherry sempat melirik Lucas yang sedang memasang wajah sok ganteng, detik selanjutnya cewek itu langsung berpaling, menatap Kepala Sekolah. Rasanya lihat muka Lucas sama kayak lihat soal matematika yang baru dia kerjakan, menyedihkan.

Dan untuk satu jam ke depan, ruangan itu dipenuhi dengan motivasi dari Kepala Sekolah. Mulai dari iming-iming beasiswa kuliah ke Princeton University di Inggris, sampai membahas karir masa depan lulusan SMA Harrison.

“Saya harap, kalian dapat membawa nama baik sekolah kita menjadi lebih baik lagi di mata masyarakat. Khususnya kamu Cherry dan Lucas,”
Seketika Cherry memasang ekspresi terkejut.

“…meski kalian pacaran, tapi jangan sampai kalian menunjukkan tingkah laku yang tidak semestinya ketika olimpiade berlangsung. Chemistry memang perlu, tapi chemistry yang dibutuhkan sebagai tim, bukan sebagai pacar. Jadi, kalian harus bisa seprofesional mungkin. Kau bisa menerimanya, Cherry?”

“Tentu saja, Pak.” Jawab Cherry semangat.

Lucas memutar bola matanya malas sambil menyilangkan lengan kokoh miliknya di atas dada. Cowok itu membatin, “Apaan? Kena gombalan gue, lo langsung pasang muka tomat gitu. Nggak yakin gue lo bisa profesional.”

My Cruel Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang