Bagian Delapan
Aku percaya jika suatu saat yang memperjuangkan pasti akan diperjuangkan. Tinggal menunggu kapan roda berputar.
♡♡♡
"LUCAS KEMANA?" Tanya Cherry pada Sean.
Sean yang sedang duduk di bangkunya hanya menatap Cherry dengan tatapan dingin. Mirip banget sama Lucas. Pantaslah kalau mereka sebangku.
"Ditanya itu dijawab, Sean!" Geram Cherry.
"Gak tau." Singkat, padat dan tidak jelas. Setelah mengatakan itu Sean berdiri dari duduknya. Lalu melengos pergi tanpa permisi.
Cherry mendengus sebal. Kenapa sih dunia ini harus ada es batu berjalan? Dasar teman sebangku sama saja!
Cherry melihat seisi ruang kelas XII IPA 3 kosong. Tak ada satupun yang bisa ditanyai. Apalagi Lucas juga kemana? Apa cowok itu sedang bersembunyi? Padahal kan Cherry hanya ingin memberikan bekal untuk Lucas. Bukankah itu perbuatan mulia?
Cherry jadi kesal sendiri. Tapi pada akhirnya ia tak mau menyerah. Lagipula lingkup sekolah masih bisa ia jangkau. Ia akan mencari Lucas sampai ketemu.
Cewek itu lalu pergi setelah meninggalkan kotak makan di atas meja Lucas.
Sudah hampir seluruh sudut ruangan di sekolah Cherry kunjungi. Tapi sosok Lucas belum juga nampak. Sebenarnya kemana sih cowok itu?
Cherry akhirnya lelah. Tapi masih ada satu tempat yang belum ia datangi. Perpustakaan.
Dengan langkah lemas, Cherry berjalan memasuki area paling sepi di seantero sekolah. Ia tak berharap banyak pada tempat itu. Entah Lucas ada di sana atau tidak yang terpenting Cherry sudah berusaha.
Seusai mengisi absen pada jurnal pengunjung, Cherry berjalan ke arah barisan rak yang terpajang rapi di salah satu sudut ruangan.
Cherry menatap kosong deretan buku itu. Entah karena apa bayang-bayang wajah Lucas tiba-tiba memadati otaknya. Ada rasa ingin melihat wajah cowok menyebalkan itu.
"Kamu masih ingat kenangan kita di sini?" Suara itu sontak membuat Cherry mendongak.
Seorang cowok dengan senyum indahnya tengah berdiri di depan Cherry. Wajah tampan itu menyiratkan sebuah senyum getir. Ada sesuatu yang ingin ia ulang di masa lalu.
Cherry tersenyum. "Di dunia ini hal yang paling sulit dilupakan adalah kenangan di masa lalu."
"Jadi kamu masih mengingatnya?" Tanya cowok itu.
Cherry mengangguk.
Cowok itu gantian tersenyum. "Jadi apa kamu mau membuat kenangan lagi sama aku?"
"Hubungan kita sudah berakhir, Dav. Aku tahu kamu masih ada rasa. Tapi maaf, aku nggak ingin melanjutkan kisah yang sudah berakhir." Betapapun manisnya kisah Cherry dengan masa lalunya, prinsip cewek itu akan tetap teguh. Tidak akan kembali menjalin hubungan pada orang yang sama. Cherry pantang melanjutkan hubungan yang sudah kandas. Baginya masa lalu akan tetap menjadi kenangan. Dan yang berhak memiliki cerita baru hanya masa depan.
Dava memalingkan wajah. Perkataan Cherry barusan seperti menusuk dadanya begitu dalam. Begitu menyakitkan. "Selalu itu yang kamu katakan."
Cherry menatap cowok di depannya dalam. Perlahan rasa bersalah melingkupinya. Tapi Cherry memang tidak bisa kembali pada cowok itu. "Dava, ada beberapa orang yang sulit untuk melanjutkan kisah lama. Ada hal yang mereka takutkan akan kembali. Seperti aku. Aku takut menyakiti perasaan kamu lagi. Maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...