BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN
"Sayang, percayalah jika menderita rindu sendirian itu membosankan. Aku ingin kamu, bukan ragamu, tapi kabarmu, kalau memang kamu tidak bisa menunaikan temu."
❤❤❤
CHERRY sudah bosan di rumah berhari-hari. Sejak dia diskors, cewek dengan poni itu jadi jarang keluar rumah. Selain tidak ada yang mengajaknya keluar, Cherry juga sedikit trauma. Takutnya di jalan ketemu anak-anak SMA Harrison. Cherry cuma belum siap mental aja menghadapi hujatan dari teman-temannya.
Cewek itu kadang sedih, sahabat baiknya juga ikutan marah. Gueni dan Viola seperti ikut membencinya. Cherry mengaku, dia salah. Tapi bukankah setiap orang bisa berbuat salah? Setidaknya, kalau Gueni dan Viola masih mau menerima Cherry, mentalnya mungkin akan sedikit lebih kuat.
Kalau membicarakan Joya, Cherry masih sedikit kesal sama sepupunya itu. Bukannya Cherry marah karena ditampar, tapi karena Joya selalu menuduh Lucas yang tidak-tidak. Itu yang bikin Cherry kesal.
Ngomong-ngomong soal Lucas, cowok itu bahkan nggak pernah mengangkat panggilan saat Cherry meneleponnya. Sejak Cherry diskors, Lucas bahkan seperti menghilang.
"Kamu kemana sih, Lucas?" Cherry menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan sedih. "Sebegitunya kamu jagain Estella. Sampe lupa sama aku."
Sebel. Lucas kok jadi nyebelin lagi sih?
Cherry membanting Iphone-nya. Ia lalu menghilang di balik bantal berwarna pink-nya. "Aku tuh kangen sama kamu Lucas!" Teriak Cherry.
Dan tiba-tiba...
Drttt. Drrrttt.
Cewek itu langsung bangkit dan dengan sigap dia meraih ponselnya.
"Pasti Lucas!" Gemasnya.
Tapi nama "Papi Ganteng" tertulis jelas di layar ponselnya. Dan itu berarti, bukan Lucas yang menelepon. Ah, terlanjur heboh padahal.
"Hallo, Papi!"
"I miss you, Queen."
"Miss you so bad."
"Can you tell me your problem?"
"Papi udah tau?"
"Sayang, apapun masalah kamu, tetep kuat ya. Anak Papi pasti bisa menghadapi semuanya. Sayang, kadang kita nggak selamanya dilingkupi oleh banyak orang. Tuhan kadang bikin kita sendiri, biar kita inget untuk tetap bersyukur."
"Papi..." Cherry jadi galau.
"Kita hidup nggak cuma sama penggemar, tapi kita juga hidup sama haters. Queen paham maksud Papi, kan?"
"Hmmm...." Lihatlah Cherry sudah misek-misek di atas kasurnya.
"Nangis boleh--"
"Papi...."
"...tapi nggak boleh berlarut-larut sedihnya. Mental nggak boleh down. Kesehatan harus tetep dijaga untuk menghadapi kenyataan, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...