Hilang

976 44 0
                                    

Bagian Dua Belas

"Sahabat adalah mereka yang selalu ada ketika kamu terjatuh sekalipun."

💕💕💕


"TERUS kita harus latihan tanpa Estella?" Tanya Joya pada Cherry begitu mereka keluar dari kelas. Kebetulan hari ini Pihak Kesiswaan memulangkan murid SMA Florist lebih awal. Karena para guru sedang mengadakan rapat besar.

"Mau gimana lagi? Kompetisinya sebentar lagi, Joy. Kita nggak ada waktu. Ada banyak gerakan yang ditambahin sama pelatih." Cherry berhenti melangkah. Ia mengerutkan ahinya dalam. Nampak berpikir. "Gue bukannya nggak menghargai Estella dengan nggak ngajak dia latihan. Gue udah berusaha buat hubungin dia, tapi Estella nggak ada kabar. Kalian juga tahu, kan?"

"Kita ngerti, Cher. Tapi gimana kita bisa nyusun formasinya kalau Estella nggak ada?" Tanya Joya lagi.

Cherry nampak memijit pelipisnya. Ia bahkan tidak mengerti kemana dan kenapa Estella tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

"Lo tenang aja, Joy. Pasti ada jalan keluar, kok. Yang penting kita sekarang latihan aja dulu. Soal Estella, nanti gue bakal cari tahu." Cherry tahu apa yang dirasakan Joya. Jika ingin tahu, Cherry bahkan lebih cemas dari Joya. Kompetisi ini adalah penghargaan paling bergengsi yang pernah mereka ikuti. Jika mereka gagal, impian mereka mendapatkan scholarship ke Harvard University akan pupus begitu saja.

"Gue percaya sama lo." Jawaban Joya tampak lebih tenang dari sebelumnya.

Cherry tersenyum, lalu keduanya berjalan menuju ruang latihan. Namun, baru dua jangkah mereka melangkah, Ken sudah meneriaki nama Cherry dari jauh.

"Ada apa, Ken?" Tanya Cherry begitu Ken sudah di depannya.

"Jadi, kan?"

"Jadi apanya?" Cherry tak mengerti.

"Cari novel." Ken tersenyum. Dalam hatinya, ia berharap Cherry akan menerima ajakannya.

Tapi sepertinya semesta tidak mengamini harapan Ken. "Maaf, Ken. Bukannya aku menolak. Tapi aku bener-bener nggak bisa. Aku harus latihan untuk kompetisi bulan depan. Maaf, ya." Ucap Cherry menyesal. Ia bahkan sudah lupa dengan ajakan laki-laki itu tadi. Sebenarnya sih Cherry mau-mau saja, tapi ia tidak enak dengan teman-temannya.

"Oh, yaudah nggak apa-apa, kok, Cher. Cari novelnya bisa kapan-kapan." Jawab Ken berusaha terlihat baik-baik saja. Padahal hatinya kecewa.

"Mmm...yaudah kalau begitu aku duluan, ya." Ucap Cherry kemudian. Ia langsung menarik lengan Joya agar cepat mengikuti langkahnya.

Baiklah. Si tampan Ken sepertinya belum beruntung. Ia hanya bisa menatap kepergian Cherry dengan tatapan kecewa. "Belum jodoh." Gumamnya lirih. Akhirnya Ken pulang dengan wajah kusutnya. Baru kali ini ajakannya ditolak oleh cewek. Biasanya tanpa Ken mengajakpun, cewek-cewek sudah mengantri kesempatan untuk bisa jalan bareng dengannya.

Di SMA Harrison, ketampanan Ken berada di peringkat tiga di bawah Lucas dan Dava. Tapi dari ketinganya, Ken lah yang paling senang meladeni fans-fans ceweknya. Katanya sih buat senang-senang.

Saat Ken hendak berbalik, seseorang tiba-tiba menubruknya. Dan percayalah jika tumpukan buku setengah meter itu sekarang sudah berserakan di lantai.

"Oh my God! Buku-buku gue?" Suara melengking itu ternyata milik Viola.

Ken melotot tak percaya. Ia tahu betul dengan nenek lampir di depannya. Pemilik mulut ceplas ceplos no control. Ken yakin, dalam hitungan ketiga, Viola akan menyumpah serapahinya dengan ajian-ajian sakti miliknya.

My Cruel Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang