Sedikit Tentang Jarak

748 43 0
                                    

BAGIAN DUA PULUH TIGA

"Semestaku menjadi ganjil setelah tidak adanya kamu."

❤❤❤

PADA sudut ruangan yang penuh buku itu, seorang gadis sedang terduduk pada sebuah kursi rotan berwarna putih sembari menggenggam sebuah buku.

Jangan Jatuh Cinta di Kala Hujan yang sempat Cherry perjuangkan hingga akhirnya berakhir tragis tergilas ban mobil, secara misterius kini berada di tangannya. Bagaimana tidak misterius, sesosok malaikat dengan sebuah kejutan kecil, menghadiahkan novel itu padanya beberapa hari yang lalu.

Cherry tidak tahu siapa yang mengirimnya dan kenapa dia bisa tahu tentang novel itu. Cewek itu mendadak penasaran, apa dia punya penggemar misterius?

Entahlah. Cherry hanya menduga-duga saja. Bagaimanapun juga ini termasuk pemberian Tuhan yang patut disyukuri. Terlebih setelah tahu novel itu kini sudah tidak dicetak lagi, Cherry mengulas senyum. Setidaknya karya terakhir penulis favoritnya 'R' bisa menjadi koleksinya bersama ratusan buku lain di rak berbentuk ranting pohon itu.

Cherry gemas membuka halaman demi halaman. Sampai ia ikut hanyut, terbawa pada alur cerita yang penulis ciptakan.

Pukul 4 sore, langit Manchester masih serupa laut. Angin barangkali tidak begitu sibuk hari ini. Hanya saja ada satu hal yang ganjil di separuh tahun ini, tiba-tiba jalanan kota nyaris kehujanan. Efeknya membuat para penikmat senja memutuskan untuk berdamai saja dengan perapian di rumah.

Sama halnya dengan Athena. Gadis berambut lurus dengan corak coklat kehitaman itu sedang tidak ingin beranjak dari sofa merahnya. Meski seharusnya hari ini ia harus mengantar pesanan kue ke rumah Bibi Carmen yang jaraknya cukup jauh untuk ia tempuh.

"Sampai kapan cuaca aneh seperti ini terjadi? Aku penasaran apa bumi sudah lupa bahwa sebelum hujan turun seharusnya ada mendung? Bukankah ini aneh." Gadis itu menerawang dari balik jendela flat-nya.

Hingga segala pertanyaan yang hiruk pikuk di kepalanya memudar seketika akibat ulah Jared--Anak Bibi Carmen yang meneleponnya.

"Athena, cepat antarkan kue ibuku! Atau kau tidak akan kubayar." Teriak Jared dari seberang.

"Kau gila? Di sini sedang hujan deras. Aku tidak mungkin ke sana sekarang dengan berjalan. Banyak resikonya."

"Aku tidak mau tahu. Aku sangat lapar, Thena. Bisakah kau redakan hujannya?"

"Kau pikir aku Tuhan? Dasar bocah! Sudah, minta Frey untuk membuatkanmu susu hangat. Dan ingat, kau masih empat belas tahun. Tidak seharusnya kau mengancamku, Bocah!" Geram Athena. Begitulah, adik sepupunya kerap kali memang sangat manja padanya. Beruntung, Athena menyayangi Jared lebih dari siapapun.

Gadis itu akhirnya rela menggagalkan acara perapiannya di rumah, dan memilih menerjang hujan demi mengantar kue ke rumah Bibi Carmen.  Athena berjalan menyusuri gang sempit dekat flatnya. Tidak jauh dari sana, Athena akhirnya sampai di kawasan Manchester Museum di Oxford Road. Gadis itu berhenti sejenak. Sudah lama ia tak menikmati suasana sore di sana. 

My Cruel Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang