BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN
"Kalau sayang ya bilang aja, nggak usah gengsi."
❤❤❤
SEBELUMNYA Cherry memang tidak pernah sedekat ini dengan buku sekolah. Karena tanpa cewek itu belajar pun, kepalanya sudah encer sendiri alias cerdas bawaan. Tapi semenjak menjabat sebagai pacar Lucas, meskipun statusnya agak pura-pura, hidup Cherry sudah disulap menjadi cewek yang kemana-mana harus membawa tabel periodik dan buku kimia setebal 450 halaman. Ya kalau buku itu berupa novel, sampai 1000 halaman pun Cherry bersedia menghabiskannya. Tapi ini buku pelajaran gais! Pasti banyak banget kalimat baku dan pastinya nggak mengandung unsur romantisme apapun. Membosankan, bukan?
"Bukunya nggak ada yang lebih tipis dari ini?" Cherry memprotes kesal.
Lucas yang sedari tadi duduk di sebelah Cherry dengan pandangannya yang fokus pada buku, hanya menggeleng.
"Kamu kok betah banget sih berduaan sama buku? Sekali-kali pacarnya ditatap kek. Masa aku tanya dicuekin."
"Sombong banget lo jadi pacarnya Lucas." Muka Lucas masih tanpa ekspresi.
Cherry gemas. Cowok macam Lucas memang lebih baik diamankan di lemarinya saja. Kalau tidak, ini hasilnya. Menyebalkan.
"Yaiyalah. Harus sombong. Punya pacar pinter, ganteng, tajir, baik, ramah--"
"Sekali lagi lo berisik, gue culik lo! Kita lagi belajar, bego! Nggak usah banyak omong. Olimpiadenya udah minggu depan. Inget itu!" Tegas Lucas tanpa menatap ke arah Cherry.
"Rumus ginian juga udah hafal aku tuh."
"Yaudah diem!" Gertakan Lucas kali ini akhirnya berhasil membuat Cherry terdiam.
Lucas sudah masa bodo. Pikirannya sekarang hanya tertuju pada ribuan kalimat di bukunya. Lucas harap kali ini ia benar-benar bisa fokus, sebab sejak tadi kepalanya masih dipenuhi dengan omelan cewek di sebelahnya.
Sementara Cherry sebagai manusia biasa yang mudah bosan lebih memilih untuk memejamkan matanya. Cherry sadar diri kok, daripada mengganggu konsentrasi Lucas, lebih baik dia tidur. Lagian cewek itu juga udah ngantuk berat, gara-gara tadi malam tidurnya larut seusai movie-marathon drama korea sama Viola.
Tiga puluh menit selanjutnya, suasana ruang olimpiade itu menjadi senyap. Hanya ada suara buku yang dibalik yang terdengar. Dan Lucas masih berkomat-kamit. Sementara Cherry sudah terlelap.
Suara angin yang menyelinap masuk dari balik jendela tiba-tiba mengagetkan Lucas. Fokus cowok itu terpecah. Saking pecahnya, tatapan Lucas jatuh di wajah cantik Cherry. Lucas tidak pernah menyangkal jika cewek di sebelahnya ini memang cantik luar biasa. Apalagi sinar matahari yang jatuh di wajah cewek itu semakin membuat Cherry naik level tingkat kecantikannya.
Dan, ssstt, diam-diam Lucas terpesona. Mendadak jantungnya berdetak tidak seperti biasanya.
Tanpa sadar jemari Lucas bergerak menyibakkan rambut yang menutupi pipi cewek itu. Dipandangnya Cherry sebagai cewek yang sempurna dalam hal apapun. Sejauh apapun Lucas menganggap Cherry sebagai cewek murahan, hati kecilnya tetap menghargai Cherry sebagai cewek yang selayaknya diberikan perlakuan yang terhormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...