Masih Sayang

565 45 6
                                    

BAGIAN EMPAT PULUH ENAM

"Sejujurnya aku masih sayang. Aku bahkan buruk dalam hal melupakan kenangan kita. Tapi mau bagaimana lagi, kamu pantas dibuang dari masa depanku."

❤❤❤

"CHER, AWAS!"

Cherry bahkan belum sempat menoleh, tapi bola basket itu sudah lebih dulu mengenai kepalanya. Dan itu membuat seluruh penghuni lapangan basket ramai seketika.

"Cher, kamu nggak apa-apa, kan?" Ken langsung berlari mengecek keadaan Cherry. Untungnya, cewek itu tidak sampai terjatuh. Cherry hanya hampir oleng jika ia tidak buru-buru bertumpu pada dinding.

"Aku nggak apa-apa kok, Ken." Mulutnya memang mengatakan tidak apa-apa, tapi Cherry nggak bisa berbohong jika kepalanya mulai terasa pusing.

"Woi, lo jadi tanding nggak sih?" Teriak Allen pada Ken.

"Lo bukannya minta maaf sama Cherry, malah Cuma berdiri di situ." Sahut Ken. Jadi tadi bola yang dibawa Allen tanpa sengaja terlempar mengenai kepala Cherry.

"Nggak perlu! Salah dia sendiri ngapain lewat sini waktu anak-anak lagi main. Udahlah, kalo lo mau rawat Cherry, sono pergi! Kita bisa main sendiri!"

"Ken kamu lanjut main aja, aku nggak apa-apa kok." Mengerti dengan suasana yang sedang terjadi, Cherry menyuruh Ken kembali. Ia tidak mau merusak persahabatan mereka. Apalagi belakangan ini orang-orang sedang membencinya, Cherry hanya tidak mau Ken juga ikut dijauhi karena dekat dengannya.

"Cher, tapi-"

"Aku nggak apa-apa, beneran."

"Yaudah aku anter kamu ke-"

"Nggak perlu. Sana! Sekarang kamu balik latihan!"

Ken akhirnya menurut. Cowok itu kembali ke lapangan basket dan bermain dengan timnya. Dan sebelum Cherry pergi, cemoohan kembali mampir di telinganya.

"Woy, Cher, kalo mau caper ke cowok-cowok jangan ke kita, ke anak jalanan sana! We don't deserve you!" Suara itu milik Jaden. Dan tim basket lainnya langsung menertawakan Cherry yang sekarang tengah berjalan menjauhi lapangan basket dengan wajah sedih.

Cherry merasa dunia sekarang sedang menguji kesabarannya. Tidak hanya cemoohan Jaden, bahkan baru saja Cherry melihat Viola berbalik begitu ia menangkap basah Viola mengawasinya. Bukan, bukan mengawasi. Lebih tepatnya Viola kelihatan kesal dengan Cherry. Ada apa?

Mungkinkah tadi Viola melihat Ken membantu Cherry?

“Vi! Tunggu!” Syukurlah Cherry bisa segera meraih lengan Viola.

“Apa sih?”

“Lo masih marah sama gue?”

Viola diam, tapi matanya menyorot tajam kepada Cherry.

“Kenapa lo diem aja? Jawab gue!” Cherry meraih lagi lengan Viola yang tadi sempat dilepas. “Vi, salah gue apa sama lo?”

Viola berpaling tapi detik selanjutnya ia memberikan tanggapan. “Lo nggak bisa mikir?”

“Enggak! Gue nggak ngerasa punya salah ke elo. Kalau lo marah sama gue karena gue udah bikin Estella jatuh, harusnya kemarahan lo udah reda. Bahkan sekarang Estella udah baik-baik aja. Atau jangan-jangan lo...lo suka sama Ken? Iya, kan?”

“Maksud lo apa?”

Cherry mendengus. “Lo nggak bisa bohongin gue, Vi. Lo suka, kan, sama Ken? Di saat Ken sama gue, lo selalu perhatiin kita.”

My Cruel Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang