BAGIAN DUA PULUH
"Kalau jodoh nggak lari kemana katanya."
❤❤❤
ESTELA menginjak remnya mendadak ketika tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan mobilnya.
“Itu siapa sih tiba-tiba berhenti di tengah jalan?” Pagi-pagi Estela sudah dibuat kesal gara-gara mobil. Gimana nggak kesal coba, mobil di depannya seharusnya langsung berbelok menuju tempat parkir yang kosong. Lah ini malah mau belok, eh tapi nggak jadi dan malah berhenti di tengah jalan. Kan mobil di belakangnya jadi ngerem mendadak. Siapa yang nggak geregetan coba! Jelaskan pada Estela.
“Sabar, Stel. Kita mundur aja. Masih ada yang kosong, kok.” Ucap Cherry, mencoba mendinginkan suasana hati Estela.
“Nggak bisa, Cher. Kita udah nanggung di tengah-tengah. Di belakang juga udah banyak anak-anak yang mau lewat.” Estela sudah terlanjur marah, dan Cherry bisa apa. “Gue bakal bikin perhitungan sama itu mobil.” Putus Estela sebelum ia akhirnya keluar, menghampiri mobil yang berhenti di depan.
Cherry menggigit kukunya panik. Tidak biasanya Estela emosi seperti ini. Cewek itu bahkan selalu tenang dalam situasi apapun.
Estela mengetuk kaca mobil berwarna abu-abu itu. “Heh, lo pikir ini parkiran nenek lo! Seenaknya berhenti di tengah jalan. Bisa minggirin mobilnya nggak? Atau lo belok noh di sebelah lo ada parkiran kosong!" Estela mencak-mencak menunjuk parkiran kosong yang dia maksud. "Gue juga mau lewat, woy. Denger nggak sih? Keluar lo!”Gertakan Estela sepertinya berhasil memojokkan seseorang yang ada di dalam mobil. Terdengar suara pintu mobil ditutup dan itu membuat Estela mendongak. Pemilik sombong itu akhirnya keluar.
Estela mengerjap dua kali. Matanya ingin memastikan siapa yang sekarang ada di depannya.
Dari dalam mobil, Cherry berseru heboh. Ia menutup rapat mulutnya ketika tahu jika Lucas-lah yang keluar dari mobil itu. “Ya Tuhan, ini masalah besar. Gue harus selamatin Estela.” Setelah mengatakan itu, Cherry keluar.
Ia menarik lengan Estela pelan. “Stel, kita cari tempat kosong yang lain deh. Masih banyak kok di belakang.”
Tapi sepertinya Estela tidak mendengar kata-kata Cherry. Cewek itu malah terdiam seperti memikirkan sesuatu. Sementara matanya menatap Lucas dengan tatapan yang sulit Cherry mengerti.
Cherry melongo. Bahkan Lucas juga menatap Estela dalam. Dua manusia itu beradu pandang, lama. Membuat Cherry seolah menjadi pihak ketiga di antara mereka.
“Stel…” Cherry merengek lirih.
"Gue minta maaf."
Big what? Seorang es batu berjalan minta maaf? Wah, kayaknya Lucas kurang perhatian dari beruang kutub nih. Bisa sefasih itu bilang maaf.
Cherry meneguk salivanya dengan susah payah menyaksikan Lucas dan Estela saling pandang. What happened with them?
"Lo bisa balik ke mobil lo, dan semuanya akan beres."
Seperti terkena sihir, Estela mengangguk begitu saja. Ia lalu kembali ke mobilnya dengan raut sendu. Dan Cherry menyadari hal itu.
Tak berani meliarkan pikirannya, Cherry akhirnya diam. Barangkali Estela hanya ketakutan dengan wajah kejam Lucas. Tapi kenapa tatapan Lucas beda?
Cherry nggak bisa nalar dengan baik. Akhirnya ia ikut masuk mobil, mengekor di belakang Estela.
❤❤❤
“Cher, lo nggak usah ikut olahraga deh. Dari tadi lo bersin-bersin terus.” Viola memperingatkan.
Well, gara-gara kehujanan kemarin, Cherry jadi bersin-bersin terus. Dan itu yang Cherry benci kalau hujan. Cherry paling nggak suka kalau sudah terkena flu. Karena ia pasti tidak bisa fokus dengan belajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Prince
Teen Fiction[WARNING] CERITA INI MENYEBABKAN PEMBACANYA KETAGIHAN. YAQIN MASIH MAU BACA? PERINGATAN KERAS: 1. ANTIMAINSTREAM 2. FULL CONSPIRATION 3. CRYING EFFECT 4. DONT COPY MY STORY 5. OBEY THE RULES My Cruel Prince "Jadi mau lo apa?" Tanya Lucas. "Lo mau...