Kematian

662 42 10
                                    







Ada yang deg-degan dengan part ini? Mohon maaf, jika part ini mengandung bawang. Siapkan tisu kalian gaizz.



























BAGIAN TIGA PULUH TUJUH

"Love is stupid"

❤❤❤

SUASANA ruang ICU di Rumah Sakit Dandelion terasa mencekam bagi siapapun yang berada di sana. Banyak yang sedang melangitkan do'a agar Tuhan bersedia menyelamatkan Estella dari ketidaksadarannya. Berita terakhir tentang cewek itu mencengangkan semua orang. Bagaimana tidak, jika jatuhnya Estella di atas panggung saat penampilan tadi benar-benar membuatnya berada dalam ketidakberdayaan, antara hidup atau mati.

Sedangkan Dokter di dalam ruangan masih bekerja keras mengusahakan dan menjaga agar jantung cewek itu tetap berdetak, di luar ruangan, justru terdengar suara tangisan yang tidak bisa ditenangkan.

"Selamatkan putri kami, Tuhan." Jeritan itu sangat menyakitkan di telinga siapapun yang mendengarkan. Ibu mana yang tidak berduka saat putrinya dalam bahaya.

Lucas pada saat yang sama sedang berdiri di sebelah pintu ICU. Wajahnya sama cemasnya dengan Mama Estella. Hanya saja, Lucas tidak sehisteris itu. Tapi hatinya juga terluka.

Apalagi sebelum kejadian tadi, Estella sempat menangis karena lagi-lagi Mario kritis setelah kesembuhannya kemarin. Bahkan sampai sekarang Mario juga belum membuka matanya. Lucas rasanya ingin putus asa saja, padahal baru saja persahabatannya kembali membaik, tapi kabar menyedihkan ini harus dihadapinya.

Lucas menjambak rambutnya frustasi. Ia tidak ingin kehilangan siapapun. Baik Estella ataupun Mario, semuanya berharga dalam hidup Lucas. Mereka berdualah yang dulu menemaninya saat Lucas kesepian ditinggal pergi Mamanya dan Alden. Estella dan Mariolah, orang yang membuat senyum Lucas kembali setelah perceraian orang tuanya.

Lucas terduduk di kursi tunggu. Tanpa sadar air matanya menetes.

"Dokter! Dokter!" Panggilan itu membuat Lucas menoleh. Ia pikir Dokter yang merawat Estella telah keluar ruangan, tapi ternyata Papa Estella sedang cemas karena Mama Estella tiba-tiba pingsan.

Lucas mendekat. "Saya panggilkan Dokter dulu, Om."

Tanpa berpikir panjang, Lucas berlari, mencari perawat siapapun yang ia temui. Syukurlah ia menemukan dua orang perawat yang sedang tidak bertugas.

"Suster, ada pasien pingsan."

"Di mana?"

Lucas baru saja akan menjawab, sayangnya matanya menangkap basah Cherry sedang berjalan dengan wajah panik ke arah ruangan Estella.

Ngapain dia ke sini?

Tiba-tiba emosi Lucas memuncak. Sebelum ia menghampiri Cherry, suster yang tadi ia temui sudah ia tunjukkan lokasi dimana Mama Estella pingsan.

"Ikut gue!" Lucas menarik lengan Cherry dengan keras. Lalu membawa cewek itu ke sebuah ruangan.

"Lucas sakit!" Cherry merintih. Genggaman Lucas benar-benar menyakitinya.

My Cruel Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang