Ku ingin menyerah tapi tak menyerah
Mencoba lupakan tapi ku bertahan
— Armada, Pemilik hati.***
Author POV
"Nih !" Rizal melemparkan buku pesanan Darrell, sejurus kemudian dia mulai membanting tubuhnya ke kasur dengan posisi tengkurap.
"Thanks." Balas Darrell tanpa menoleh, beruntung ada Rizal sehingga dia tak perlu repot-repot mencari buku itu di toko buku.
Rizal membalikkan tubuhnya menghadap ke Darrell, "Cuma makasih doang?" Tanyanya seolah mengharapkan hal lain.
Darrell menoleh dan mengangkat satu alisnya seolah bertanya mau apa lagi.
Rizal memasang muka sebalnya, "Ya setidaknya kasih apa kek, minum kek, mie instan kek."
"Ambil sendiri, masak sendiri, bisa kan nyalain kompor? Tau kan letak dapur gue?"
Rizal mendengus kesal, "Asal lo tau ya, minta ijin ke mak gue buat keluar rumah magrib-magrib itu lebih susah daripada ijin buat dugem."
"Yakali." Ujar Darrell tak percaya.
"Ck, lo itu sekarang tinggal di Jogja, lo harus tau beberapa hal yang emang dilarang, salah satunya keluar rumah magrib-magrib."
"Kenapa?"
"Waktu sholat Magrib ke Isya' itu dikit, mak gue takutnya nanti kalau pergi di jam segitu, sholat Isya' nya nggak keburu. Prinsip dia adalah, dugem boleh, ninggalin sholat nggak boleh." Jelas Rizal.
"Termasuk makan di depan pintu?" Tanya Darrell.
"Hooh." Rizal mulai beranjak menuju kulkas.
"Masalahnya dimana? Pintu-pintu gue juga." Tanya Darrell lagi.
"Kalau lo makan di depan pintu, sama aja lo ngalangin tamu yang mau bertamu ke rumah lo, Bahasa Jawa nya ra ilok, Bahasa Indonesia nya pamali." Rizal meneguk minuman dingin yang tersisa di kulkas Darrell.
Darrell manggut-manggut, "Oh, pantes gue kemarin dimarahin ibu kos."
"Ya lo tolol sih !"
"Lo lebih tolol karna mau temenan sama orang tolol."
"Kalau bukan gue yang mau temenan sama lo, siapa lagi?" Sinis Rizal.
Darrell mengambil laptopnya, "Gue kenalin deh sama temen gue."
Dia mulai menyalakan laptopnya lalu membuka aplikasi Skype nya.
Tak lama muncul wajah dua orang yang tak lain adalah Jack dan Alex.
"Bunda, ayah !" Seru Darrell dengan kekehannya.
"Sialan lo Rel, minta ditumpuk lo?" Balas Alex.
"Udah bunda, jangan gitu dong sama anak kita satu-satunya." Ujar Jack yang membuat Darrell lagi-lagi terkekeh.
"Tuh bun, dengerin apa kata ayah." Ujar Darrell tanpa dosa.
"Pokoknya gue marah sama lo ya Rel." Geram Alex.
Sementara Rizal hanya bisa memandang ketiganya dengan tatapan bingung. Dia tak mengenal kedua orang itu, bahkan maksud mereka memanggil Darrell dengan panggilan 'Rel' pun dia tak tau.
Seakan mengerti kebingungan yang dialami Rizal, Darrell memperkenalkan Rizal pada kedua sahabatnya itu, "Oh iya, kenalin nih temen gue disini, Rizal. Dan Rizal, mereka sahabat gue dari TK, Jack sama Alex." Tuturnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Selesai)
Teen FictionAku tau badai pasti berlalu, tapi kau juga harus tau, akan ada kerusakan setelahnya - Darrell Cello Damarres. (Sequel Of Keyara)