I'm so over all this bad luck
Hearing one more "Keep your head up"
Is it ever gonna change?
— Katelyn Tarver, You don't know.***
Author POV
Hari demi hari berlalu, Darrell dan Cella semakin lengket saja. Hal yang membuat Rizal dan Rani bertanya-tanya. Seperti saat ini contohnya.
"Zal, itu si Cello kenapa makin lengket aja sih sama Cella. Bukannya ngejauh?"
Rizal hanya menaikan bahunya acuh, "Aku juga nggak tau sayang, tiap kali aku tanya, Cello nya selalu nggak mau jawab."
"Terus menurut kamu kita harus gimana? Kamu tau kan Cella kayak gimana?"
"Kita jadi penonton aja yang." Balas Rizal acuh.
"Ish kamu, Cello itu temen kamu lho." Ujar Rani gemas.
"Iya aku tau, tapi kalau dianya udah nggak mau diatur? Yaudah kan?"
"Tauklah." Ujar Rani sambil berlalu.
"Lah ini kenapa jadi cewek gue yang marah? Awas aja kalau ketemu Cello, gue nggak bakal kasih micin tuh anak, biar nggak tambah bodo." Gumam Rizal geram.
***
"Gila lo Rel ! Katanya udah putus sama Cella, bukannya makin jauh malah makin deket." Protes Rizal.
"Terus gue harus gimana?"
"Jauhin dia lah, kelar !"
"Nggak semudah itu Zal." Ujar Darrell frustasi.
"Kenapa lagi?" Ujar Rizal gemas.
"Ada hal yang harus gue selesaiin dulu."
"Ya lo ngomongnya 'ada hal yang harus gue selesaiin dulu' terus, tanpa ngomong hal apa yang lo maksud. Lo pikir gue cenayang yang bisa baca pikiran lo?" Ujar Rizal tambah gemas.
Deg !
Hati Darrell terasa dihantam palu oleh perkataan Rizal. Bukan karena dia merasa tersindir, dia baru ingat bahwa sudah hampir sebulan Keyla tidak ada kabar sama sekali.
Darrell tak pernah mengambil inisiatif untuk menghubungi gadis itu terlebih dahulu karena memang sekarang dia terlalu sibuk dengan Cella.
Bodoh ! Batinnya.
Dia mulai menyambar ponsel miliknya tanpa menghiraukan Rizal. Dicarinya nomor Keyla dan mulai menghubunginya.
Satu kali tidak diangkat.
Dua kali masih sama.
Tiga kali tak kunjung ada jawaban.
Dia membanting ponselnya ke kasur, dan menggeram frustasi. Hal yang membuat Rizal semakin bingung dengan kelakuan ajaib Darrell.
"Kenapa lagi? Nggak diangkat sama Cella?" Sinis Rizal.
"Bukan urusan lo !"
"Fine ! Bukan urusan gue, gue pergi !" Ujar Rizal yang sudah tidak dapat membendung emosinya.
Darrell hanya mampu menatap kepergian Rizal dengan penuh penyesalan. Dia sadar selama sebulan ini dia telah melakukan kesalahan besar, kesalahan yang menyulut kemarahan Rizal.
"Gue emang bodoh ! Gue harus gimana? Key lo kemana? Gue butuh lo !" Geramnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Selesai)
Teen FictionAku tau badai pasti berlalu, tapi kau juga harus tau, akan ada kerusakan setelahnya - Darrell Cello Damarres. (Sequel Of Keyara)