Sometimes I feel like giving up
But I just can't
— Shawn Mendes, In My Blood.***
Author POV
"Pak, tolong beri kami ijin untuk masuk." Bujuk Rani pada salah satu satpam yang sedang berjaga.
"Ini sudah jam 11 malam mbak, kalian mau ngapain di dalam?"
"Temen kami belum pulang sampai sekarang pak, harusnya dia pulang jam 11 siang tadi." Jelas Rizal.
"Emangnya kalian yakin temen kalian ada disini? Bisa aja dia main ke rumah temennya yang lain." Balas satpam yang baru saja datang.
"Kita udah coba cari kemana-mana pak, dan belum ketemu. Saya curiga ada yang sengaja jailin dia disini." Jawab Rani setengah kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan sang satpam.
"Pak, apa susahnya kasih kita ijin buat masuk. Bapak boleh deh ikut kami kalau bapak pikir kami akan berbuat macam-macam di dalam." Usul Rizal tak kalah kesal dengan sang satpam.
"Baiklah, saya temani." Ujar seorang satpam yang terlihat paling tua di antara ketiga satpam yang ada disana.
Rani dan Rizal menoleh tak percaya.
"Mbaknya cari Mbak Rachel kan?" Tanya sang satpam yang sudah bersiap dengan senternya.
Rani mengangguk, ternyata sang satpam itu tau siapa itu Rachel.
Tanpa memperdulikan kedua satpam yang mempersulit langkah Rani dan Rizal, mereka mulai berjalan memasuki area kampus yang sudah sepi.
"Bapak kenapa mau bantuin kita?" Tanya Rani mewakili pertanyaan yang ada di benak Rizal.
"Karena Mbak Rachel selalu nyapa saya waktu saya di pos kalau balik." Jawab Sugeng, begitu nama sang satpam.
"Cuma gara-gara disapa?" Tanya Rizal tak percaya, pandangannya menyusuri setiap ruangan yang di lewatinya.
Sugeng mengangguk, "Iya, bahkan saya hafal jadwal kuliah Mbak Rachel. Dia tadi pagi nyapa saya, tapi sampai siang dia belum juga kelihatan keluar kampus."
Rani mengangguk, "Belok pak, saya curiga Rachel di kunci di kamar mandi lantai 4 gedung 4."
Sugeng mengangguk dan melanjutkan langkahnya, karena sudah malam, pihak kampus memang sengaja mematikan lift, alhasil ketiganya harus menaiki tangga untuk sampai di lantai 4.
"Loh, kok ada tulisan toilet sedang diperbaiki?" Tanya Sugeng.
"Kan dari tadi siang pak." Balas Rani.
Sugeng menggeleng, "Tidak mbak, mas. Tidak ada perbaikan toilet disini."
Rizal makin yakin kalau Rachel ada di dalam sana. Dengan gerakan cepat dia berlari dan berusaha membuka pintu toilet di depannya.
"Pak, dikunci." Ujar Rizal panik.
Sugeng mengeluarkan kunci dari sakunya dan mulai mencari kunci mana yang cocok untuk membuka pintu did epannya.
Setelah pintu terbuka, ketiganya menemukan Rachel sudah dalam keadaan tidak sadar dan bersimbah darah.
"Rachel !" Dengan paniknya, Rizal membopong tubuh Rachel menuju parkiran. Tujuannya saat ini adalah rumah sakit.
***
"Gimana keadaan Rachel?" Tanya Darrell yang baru saja sampai di rumah sakit bersama dengan Renata.
Rizal dan Rani menggeleng, "Dokter belum keluar dari tadi." Jawab Rani seadanya.
Hening.
Mereka masih terfokus pada pikiran mereka masing-masing. Hingga suara pintu dibuka menginterupsi keheningan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Selesai)
Fiksi RemajaAku tau badai pasti berlalu, tapi kau juga harus tau, akan ada kerusakan setelahnya - Darrell Cello Damarres. (Sequel Of Keyara)