17. Tersesat

1.5K 112 1
                                    

As my memory rests
But never forgets what I lost
Green Day, Wake Me Up When September Ends.

***

Author POV

Tiga minggu sudah kejadian itu berlalu, kejadian yang menyisakan duka mendalam bagi seorang laki-laki yang kini tengah mengamati hiruk pikuk ibu kota dari lantai dua sebuah kafe.

Terhanyut aku akan nostalgia, begitu pikirnya. Lagu ini adalah lagu yang pernah dinyanyikan oleh orang yang sampai saat ini masih menjadi yang spesial di hatinya.

Segelas coklat hangat menemani lamunannya kali ini, dia memang bukan penggemar coklat, tetapi seseorang yang sangat dia cintailah yang sangat menyukai coklat. Pikirannya kembali terlempar pada kejadian beberapa tahun yang lalu.

Di tempat ini, saat senja mulai menampakkan warna jingganya, dia resmi menjadi kekasih dari seorang gadis bernama Keyla Agatha Gibson, beberapa tahun yang lalu.

Ya, laki-laki itu adalah Darrell, sosok yang sejak tiga minggu belakangan ini tak pernah absen mengunjungi kafe ini. Kafe yang baru dia ketahui adalah milik Keyla. Sejak kepergian Keyla, dia selalu mengunjungi tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi bersama. Bahkan Darrell sempat mengunjungi Pulau Seribu dan Jakarta Aquarium.

Hidup Darrell benar-benar berubah, dia lebih sering menyendiri dan melamun, hal yang membuat berat badannya terus saja menurun.

Hari ini adalah hari terakhir dia di Jakarta, sebab besok ia harus kembali ke Jogja. Berat rasanya meninggalkan kota ini, terlalu banyak kenangan yang terukir. Sedang di Jogja? Entahlah, rasanya begitu berat.

Suara seseorang membuyarkan lamunannya, "Permisi?"

Darrell menoleh, "Ya?"

"Boleh aku duduk disini?" Tanya wanita berjilbab hitam itu.

Darrell tak menjawab, dia hanya melihat sekeliling, memang tak ada kursi yang tersisa lagi disana. Akhirnya Darrell mengangguk, membiarkan gadis itu duduk di depannya.

Keheningan menyelimuti keduanya selama hampir 5 menit, hingga akhirnya sang perempuan memberanikan diri untuk memulai percakapan, "Emm, maaf kalau aku lancang, aku sering lihat kamu tiap sore disini, apa kamu suka tempat ini?"

Darrell menoleh, namun dia hanya menjawab dengan anggukan.

"Disini view nya emang lebih bagus sih dari kursi yang lain, gimana kamu bisa selalu dapat kursi ini? Secara banyak kan orang yang pengen duduk disini?" Tanya perempuan itu lagi.

"Kafe ini milik pacar gue." Jawab Darrell.

Pacar? Dalam hati Darrell terus saja merutuki kebodohannya, jelas-jelas Keyla adalah mantannya.

Perempuan itu terdiam. Dia pikir lelaki di depannya ini masih sendiri, karena sejak tiga minggu yang lalu, dia tak pernah melihat lelaki ini bersama perempuan manapun. Ya, gadis ini juga pengunjung tetap Lala's cafe, dia setiap hari melihat Darrell yang terlihat nyaris seperti raga tanpa jiwa.

"Oh, tapi aku nggak pernah lihat kamu sama perempuan manapun."

Darrell lagi-lagi menoleh, menatap perempuan itu dengan mata lasernya. Hal yang membuat perempuan itu sedikit takut dan merutuki perkataannya.

Belum sempat menjawab, ponsel Darrell berdering.

"Ya ma, assalamualaikum."

"...."

"Ma, Darrell udah bilang Darrell nggak mau dipanggil Cello lagi, mama ngerti kan?"

"...."

"Oke, Darrell balik sekarang."

Move (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang