20. Masalalu Rani

1.3K 114 1
                                    

Let the rain wash away all the pain of yesterday
Dirty Money, Coming home.

***

Author POV

"Dimana Rel?"

"Kelas. Kenapa Ran?"

"Bantuin gue, gue takut. Rizal dari tadi gue telepon nggak diangkat​."

"Lo tenang dulu, lo kenapa?"

"Gue dibully Cella, dikunci di toilet gedung 2 lantai 4, baju gue basah semua, gue kedinginan Rel."

"Gue kesana sekarang."

Darrell memutuskan telepon secara sepihak, disambarnya jaket yang ada di kursi Rizal dan bergegas menuju gedung 2, sedang Rizal hanya memandang Darrell bingung sekaligus acuh, pasalnya dia masih dendam pada Darrell.

Butuh waktu 10 menit hingga Darrell bisa menjangkau gedung 2, terlebih digedung 2 tidak ada lift, hal yang membuat Darrell harus menaiki puluhan anak tangga untuk sampai di lantai 4.

Tak hanya sampai disana, Darrell juga kesusahan memasuki kamar mandi perempuan, alhasil dia harus mengajak perempuan yang tadinya berada di depan toilet untuk masuk mengikutinya.

"Ran, Rani, lo dimana?" Teriak Darrell begitu sudah memasuki toilet itu.

"Gue di pojokan Rel." Seru Rani dengan suara bergetar.

Tanpa pikir panjang, Darrell menghampiri pintu itu dan mendobraknya, pintu terbuka hanya dengan satu dobrakan saja.

Menampakkan Rani yang sudah pucat, hal yang membuat Darrell dan perempuan di sampingnya kaget.

Darrell menghampiri Rani, "Ran, lo masih sadar kan? Kita ke rumah sakit sekarang."

Selepas mengenakan jaket yang dibawanya pada Rani, Darrell kembali berpesan pada perempuan di sampingnya, "Tolong banget lo bilang ke Rizal, dia ada di gedung 5 lantai 4, bilang Rani kena bully dan sekarang Darrell lagi bawa dia ke rumah sakit. Gue minta tolong banget."

Setelah itu Darrell berlalu, menggendong Rani, hal yang membuat semua mata tertuju padanya di sepanjang perjalanan, namun Darrell memilih acuh, baginya Rani lebih penting.

Bahkan setelah memasukkan Rani ke mobil, pandangan Darrell tak sengaja bertubrukan dengan Cella. Darrell tak bersua, hanya menatap Cella dingin dan bergegas menuju kursi kemudi.

Sedang Cella menghentakkan kakinya, "Sialan ! Lo bisa lolos kali ini Ran, tapi tunggu pembalasan berikutnya, biar lo tau akibat kalau lo berani keluar dari geng gue ! Dan lagi cowok itu siapa coba sok-sokan jadi pahlawan, tunggu aja pembalasan gue !"

Sebuah pesan menginterupsi kemarahannya, sebuah pesan gambar dari Mika yang membuat senyum miring tercetak di wajah Cella, "Good job Mika, gue bakalan kirim foto ini ke Rizal, biar tau rasa lo Ran ! Syukur-syukur bisa putus dah." Ujar Cella sebelum memasuki mobilnya.

***

"Kenapa bisa gini sih sayang?" Tanya Rizal lembut.

"Dibully sama Cella." Jawab Darrell.

"Gue tanya ke pacar gue, bukan lo !" Sela Rizal.

"Dia butuh istirahat dodol !"

"Kalian bisa diam nggak? Kalau enggak, mending kalian pulang aja, lagian di rumah juga ada bibi. Aku pusing dengerin kalian ngomong mulu dari tadi." Protes Rani.

Rizal menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Maaf, jadi siapa yang ngelakuin ini ke kamu sayang?" Tanya Rizal lembut.

"Cella."

Move (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang