I know it's cruel
But I kind of hope you're tortured too
— Emily Burns, Is It Just Me.***
Author POV
"Aku balik ya." Pamit Darrell dengan nada melembut.
"Mau ngapain sih buru-buru, kan biasanya habis belajar bareng kamu selalu nemenin aku nonton. Aku habis dapat rekomendasi film Thailand yang bagus nih dari temen."
"Aku mau jemput mama."
"Mama kamu kesini?" Tanya Cella antusias.
Darrell hanya mengangguk.
"Jemput dimana?"
"Bandara."
"Aku ikut ya?" Ujar Cella memelas.
"Mau naik apa Cella, ini aja aku sewa motor." Ujar Darrell memberi pengertian.
"Naik mobil aku aja yuk." Ujar Cella menarik tangan Darrell.
Darrell hanya mengikuti Cella tanpa melancarkan aksi protes sedikitpun.
Bandara Adisucipto Yogyakarta.
"Mama kamu udah landing belum?"
"Harusnya sih udah." Balas Darrell seraya menyapu pandangannya mencari keberadaan sang mama.
Cella merapikan pakaiannya, "Aku udah rapi belum?"
Darrell menoleh, menilai penampilan Cella yang sama saja dengan penampilan setiap harinya, selalu meriah, "Udah kok."
Darrell kembali melihat sekitar, berharap dia dapat menemukan Maya.
Senyumnya mengembang mana kala wajah ceria sang mama mulai terlihat dan berjalan menuju ke arahnya.
"Itu mamaku." Ujar Darrell seraya berjalan menghampiri Maya.
Tangan Darrell dicekal oleh Cella, "Kenapa?" Tanyanya bingung.
"Aku grogi." Lirih Cella.
Darrell hanya terkekeh, "Mama aku nggak gigit kok Cella, ayo." Darrell menarik tangan Cella hingga keduanya sudah berhadapan dengan Maya.
"Mama !" Seru Darrell sambil memeluk Maya erat.
Darrell melepaskan pelukannya, dia mulai memperkenalkan Cella pada sang mama, "Ma, ini Cella. Cella ini mamaku."
Cella mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Maya, "Cella tante."
"Maya, mamanya Cello." Balas Maya dengan senyum manisnya.
Siapapun yang melihat interaksi antara kedua wanita ini pasti tak akan pernah menyangka bahwa keduanya sekarang sedang berakting.
Dalam hati Cella kembali memutar otaknya, melihat penampilan Maya, Cella yakin bahwa wanita yang tak lain adalah ibu dari kekasihnya ini adalah orang dari kalangan menengah atas. Lalu kenapa selama ini Darrell hanya hidup layaknya seorang yang kekurangan? Kos sempit, tidak pernah menggunakan fasilitas mewah. Lalu, rahasia apa yang tersimpan dibalik sikap Darrell?
Sedangkan Maya mulai menelisik penampilan Cella, ada perasaan tidak suka pada gadis dihadapannya ini. Entah kenapa, rasanya Maya tidak akan pernah membiarkan gadis lain merebut posisi Keyla dari hati Darrell, walau dia yakin bahwa perempuan di hadapannya itu tak akan pernah bisa menggantikan posisi Keyla.
"Kok pada diam sih?" Tanya Darrell membuyarkan lamunan Maya dan Cella.
"Eh enggak, ayo tante kita pulang." Balas Cella gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Selesai)
Teen FictionAku tau badai pasti berlalu, tapi kau juga harus tau, akan ada kerusakan setelahnya - Darrell Cello Damarres. (Sequel Of Keyara)