Waktu pun berhenti,
Semua trasa tak berarti,
Dalam kelam ku berjanji, kelak kan ku balas nanti
— Dochi Sadega, Dalam Kelam.***
Author POV
Darrell memandang mamanya bingung, "Ma, kok kita kesini?"
"Acara ulang tahunnya disini." Jawab Maya berjalan mendahului Darrell.
Dengan ragu Darrell mengikuti langkah sang mama.
Dan tibalah dia di lantai atas caffe ini, tempat favoritnya dulu untuk menghabiskan waktu kala senja menyapa.
Lala's caffe. Disini, beberapa tahun yang lalu dia resmi menjadi kekasih dari orang yang tidak lain dan tidak bukan adalah pemilik dari caffe ini.
Key, apa kabar? Aku rindu, sangat.
Lagi-lagi Darrell harus menghela nafas panjang jika mengingat tentang hari itu juga sosok itu.
"Rachel — ma —" Darrell bingung, kenapa sang mama mengajaknya ke acara ulang tahun Rachel.
Maya tersenyum tulus, "Ayo kasih kado ini buat Rachel."
"Ma—"
Maya mendorong Darrell pelan, "Sudah, bukannya kamu yang memilih kalung dengan liontin huruf R itu? Ayo kasih ke Rachel."
Dengan ragu, Darrell mengambil kotak perhiasan itu dan memberikannya kepada Rachel.
"Ehem." Darrell mendekati Rachel yang nampaknya masih sibuk dengan teman-temannya.
"Loh, Kak Darrell?" Tanya Rachel mencoba untuk bersikap biasa saja.
"Bisa kita bicara sebentar?"
Rachel mengangguk dan berpamitan pada kawan-kawannya kemudian menuju tempat yang sedikit lebih sepi.
"Ya, kenapa kak?"
Darrell memberikan kotak perhiasan itu pada Rachel, "Nih, buat kamu."
Rachel menatap kotak itu bingung, Apa? Dia ngado gue? Gimana bisa?
Darrell menarik tangan Rachel lembut, "Ambil."
Rachel tersadar dari lamunannya, "Eh iya kak, makasih."
Darrell mengangguk, "Aku kesana ya."
"Eh tunggu kak !" Seru Rachel.
Darrell menoleh, "Ya?"
"Aku boleh tanya?"
Darrell mengangguk lalu tersenyum, "Kita makin hari makin kaku aja ya Chel?"
Rachel terdiam.
"Kadang, aku lebih suka kamu yang cerewet, kalau aku salah, aku lebih suka kamu marah dan luapin emosi kamu ke aku. Bukan malah diam kayak di pesawat kemarin. Sumpah, rasanya seperti aku sedang bertemu orang lain, dan aku yakin itu buat kita sama-sama nggak nyaman." Dan akhirnya kata-kata itu terucap juga dari mulut Darrell.
Dan Rachel masih terdiam, namun air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Hey, jangan nangis, nanti cantik kamu luntur." Ucap Darrell lembut, hal yang membuat air mata Rachel menetes dengan deras kali ini.
Refleks Darrell menghapus air mata Rachel, menarik tubuh Rachel ke dalam pelukannya.
"Aku sayang kamu. Tapi aku punya dia." Darrell mencium rambut Rachel sayang.
Rachel terisak kali ini.
"Aku cuma nggak mau nyakitin siapapun."
"Tapi kamu nyakitin aku kak, kamu nyakitin hati kamu sendiri juga." Balas Rachel yang membuat Darrell bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Selesai)
Teen FictionAku tau badai pasti berlalu, tapi kau juga harus tau, akan ada kerusakan setelahnya - Darrell Cello Damarres. (Sequel Of Keyara)