It started out as a feeling
Which then grew into a hope
Which then turned into a quiet thought
Which then turned into a quiet word
— Regina Spektor, The Call.***
Author POV
Pintu itu kini telah terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang tengah tertidur pulas dengan beberapa alat bantu hidup yang melekat pada tubuhnya, wanita itu adalah Diana
"Masuk Chel." Daniel mempersilahkan.
Rachel terdiam. Daniel tau bahwa ada pergulatan batin yang dialami Rachel saat ini.
Daniel tersenyum paham, dia menarik tangan Rachel lembut, "Ayo masuk."
Sentuhan di tangannya membuat Rachel tersadar, dia tersenyum canggung sembari mengangguk dan mulai berjalan mendekati ranjang tempat Diana terbaring.
"Ma, Rachel datang. Mama. Nggak mau bangun buat lihat calon mantu mama?" Bisik Daniel di telinga Diana.
Hati Rachel terasa ngilu mendengar perkataan Daniel. Entah kenapa rasa bersalahnya semakin besar, dia merasa telah salah membiarkan Daniel berjuang untuknya, harusnya dia tak mengiyakan permintaan Daniel waktu itu.
Diana tetap diam tak bergerak.
"Mama masih koma Chel." Lirih Daniel.
Rachel memegang pundak Daniel, "Kamu yang kuat ya, katanya orang koma itu masih bisa dengerin kita kok."
Daniel tersenyum mendengar perkataan Rachel.
"Kamu mau ngomong sama mama?"
Rachel mengangguk. Dia mulai menarik napas dalam, dia sudah bertekad bahwa dia harus menyelesaikan semua ini.
"Hay tan, ini aku Rachel." Rachel tersenyum, "Tante bangun dong, Rachel pengen banget ngobrol sama tante."
Daniel menarik kursi di sampingnya, "Kamu duduk sini ya."
Rachel mengangguk dan mulai duduk, "Tan, aku boleh ya pegang tangan tante?"
Tanpa aba-aba, Rachel menggenggam tangan Diana, "Tan, kata Daniel waktu itu tante mau ikut ke Jogja, katanya buat ketemu Rachel terus minta maaf untuk kejadian waktu itu." Rachel menarik napas lagi, "Aku udah maafin tante kok, tante cepet sembuh ya biar kita bisa ngobrol banyak."
Air mata Rachel tumpah tanpa sebab, dia memandang Diana dengan pandangan iba.
"Chel, mama nangis." Ujar Daniel ketika melihat air mata keluar dari pelupuk mata Diana yang masih tertutup rapat.
Kepala Rachel terangkat, "Hah? Masak?"
Dan disana Rachel melihat mata Diana yang perlahan terbuka.
"Panggil dokter Niel !" Seru Rachel.
Diana menahan tangan Daniel yang akan menekan tombol yang terletak di atasnya, "Nggak perlu nak."
"Kenapa tan?" Tanya Rachel.
"Tante haus."
Dengan gerakan cepat Rachel mengambil segelas air mineral di nakas dan memberikannya pada Diana.
"Terimakasih." Diana tersenyum selepas meminum air pemberian Rachel.
Rachel mengangguk.
"Nak, boleh tante minta tolong sama kamu lagi?" Pinta Diana lemah.
Dengan ragu Rachel mengangguk, "Apa tan? Selama Rachel bisa, pasti Rachel lakuin kok."
"Jagain Daniel ya, dia suka lupa makan soalnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Move (Selesai)
Teen FictionAku tau badai pasti berlalu, tapi kau juga harus tau, akan ada kerusakan setelahnya - Darrell Cello Damarres. (Sequel Of Keyara)