41. Rumit

1K 78 4
                                    

Jika aku bukan jalanmu, ku berhenti mengharapkanmu.
Jika aku memang tercipta untukmu, ku kan memilikimu.
— Afgan, Jodoh Pasti Bertemu.

***

Author POV

"Kakak serius mau balik Jakarta sekarang?"

Darrell mengangguk, "Ya kalau enggak ngapain sekarang kita ke bandara Key?"

Keysha menghembuskan napas lelah, "Yaudah deh hati-hati ya kak."

Darrell mengangguk lagi, "Yaudah aku balik Jakarta dulu ya."

Tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi, Darrell mulai berlalu meninggalkan Keysha.

Ada hal yang hilang dari hati Keysha. Ini bukan tentang kepergian Darrell, melainkan sikap Darrell yang perlahan kembali mendingin padanya.

Entah hanya perasaannya saja apa memang benar dugaannya. Yang jelas kepala Keysha benar-benar pusing kali ini.

Perlahan punggung Darrell mulai menghilang dari pandangannya. Dia memilih untuk berbalik, mungkin tidur adalah cara ampuh untuk melupakan pusing di kepalanya saat ini.

Tepat saat Keysha berbalik, ada seseorang yang menabraknya dari arah yang berlawanan hingga mengakibatkan badannya tersungkur di lantai.

"Aw !" Pekiknya.

"Sorry." Ujar sang penabrak yang sudah mengulurkan tangannya.

Tanpa melihat orang yang menabraknya, Keysha menerima uluran tangan itu dan mulai berdiri.

"Lo —" Seru si penabrak begitu mengetahui siapa yang baru saja ia tabrak.

Tau gitu gue dorong sekalian biar berdarah, batin Rachel tak bersahabat.

Tanpa berbasa-basi, dan tanpa menunggu Keysha bersua, Rachel menarik kopernya menjauh dari wanita paling menyebalkan baginya itu.

"Sialan ! Bukannya minta maaf malah ngelengos gitu aja." Ujar Keysha yang masih berusaha membersihkan tangannya.

Rachel yang masih mendengar perkataan Keysha memilih diam. Sambil berlalu, dia membuka aplikasi Instagram miliknya dan mulai membuat snap disana.

Nb :
Sorry = Maaf
Buat yang nggak paham artinya aja, gw kasih tau.

Bandara Adisucipto Yogyakarta

Dan begitulah pagi ini, moodnya hancur hanya karena seorang perempuan bernama Keysha. Alasan dibalik ketidaktahanannya pada kota ini.

Masa bodoh dengan Keysha, kini Rachel hanya ingin terbang dan sampai Jakarta dengan selamat.

Perlahan dia mulai memasuki pesawat, mencari tempat duduknya dan langsung duduk tanpa melihat rekan di sampingnya.

"Rachel?" Tanya orang di sampingnya dengan nada terkejut.

"Kak Darrell? Kok —" Rachel menggantungkan pertanyaannya. Sadar bahwa memang tak ada lagi hal yang harus dibicarakan antara dia dan lelaki di sampingnya, dia memilih menutup mulutnya rapat-rapat dan memalingkan wajahnya, padahal dia juga sama terkejutnya dengan Darrell.

Rachel sadar orang di sampingnya ini adalah kekasih dari orang yang dia benci. Mengingat fakta itu saja sudah membuat hati Rachel berdenyut nyeri, mungkin diam memang pilihan terbaik baik untuk saat ini, dan tidur adalah cara yang dipilih oleh Rachel.

Sedang Darrell hanya melihat perubahan sikap Rachel dalam diam. Dia paham betul, ini semua salahnya alasan dibalik diamnya Rachel adalah hubungannya dengan Keysha.

Move (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang