29. Back

1.2K 81 2
                                    

When all is done there is nothing to say
You have gone and so effortlessly
You have won you can go ahead
James Arthur, Impossible.

***

Author POV

"Kak."

Darrell menoleh, "Ya?"

"Aku boleh tanya nggak?" Tanya gadis berkerudung merah itu.

"Boleh, tanya aja."

"Kita kan udah satu semester ini jalan bareng."

Darrell masih terfokus pada bukunya, "Terus?"

Gadis itu menggigit bibir bawahnya, tangannya meremas bagian bawah bajunya, dia masih takut dengan pertanyaannya sendiri.

Darrell menoleh, "Lo kenapa sih? Nggak jadi nanya?"

"Jadi."

"Terus? Mau nanya apaan?"

"Kita kan udah deket banget."

Dahi Darrell berkerut, "Iya, terus?"

"Jadi, hubungan kita selama ini apa kak?"

Deg !

Darrell tak menyangka gadis di sampingnya ini akan menanyakan hal ini.

Sedang Rachel yang sedari tadi mendengar percakapan antara Darrell dan Keysha di balik pohon hanya mampu menahan air matanya agar tidak jatuh.

Apa gue udah telat kak?

Dengan sisa tenaga yang ada, Rachel pergi meninggalkan tempat itu. Dia enggan mendengar jawaban dari Darrell yang bisa saja berpotensi menyakiti hatinya.

Tanpa mereka sadari, Rani dan Rizal sedari tadi mengamati gerak-gerik ketiganya.

Rani menghembuskan napas lelah, "Kita harus apa Zal?"

Rizal menggeleng, "Aku udah kehabisan cara buat mereka sayang, kita jadi penonton aja."

"Nggak, aku harus susulin Rachel, gimanapun dia pasti butuh tempat buat ngadu."

"Oke, kita susul bareng." Putus Rizal.

Sementara Rachel terus berlari menuju area parkir, dia tak peduli dengan orang-orang yang memandangnya aneh.

Hingga langkahnya terhenti ketika dia tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan berlainan arah dengannya.

"Sorry." Hanya itu yang diucapkan Rachel, dia kembali berlari tanpa menoleh ke arah laki-laki yang baru ditabraknya.

Laki-laki itu menahan tangan Rachel, "Tunggu !"

Rachel terdiam, suara ini .. dia hafal benar suara ini, dan bau ini .. dia masih ingat betul bau parfum siapa ini.

"Rachel, kamu nggak ingat aku?" Tanya laki-laki itu, "Kamu nggak mau lihat aku?"

Rachel masih tak merespon, otaknya benar-benar blank sekarang. Butuh satu menit untuk Rachel kembali sadar.

Dengan gerakan cepat, dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cengkeraman di tangannya itu.

"Zal, bantuin Rachel." Pinta Rani.

Rizal menahan tangan Rani, "Itu urusan Rachel, kita nggak bisa ikut campur."

Dan Rani mengalah, dia sama seperti Rizal, sama-sama tidak mengenal siapa laki-laki itu, dan mereka tidak tau alasan dibalik reaksi Rachel.

Move (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang