#3

21K 2.2K 233
                                    

—Fe

Semesta kayaknya lagi baik sama aku. Hari kedua hingga hari terakhir ospek fakultas berhasil aku lalui tanpa cobaan yang berarti kayak hari pertama. Even better, selama tiga hari tersebut intensitasku bertemu si Tibum rese yang bikin aku pingsan itu pun nggak sebanyak yang aku kira. Bagus lah, ngurang-ngurangin dosa aku yang bawaannya pengen mengumpat mulu tiap liat muka dia.

Intinya, aku mau bersyukur karena telah berhasil melewati 4 hari ospek fakultas dengan selamat.

Ya girl, Febrianne Imelda, is now officially a college student! Yay?

Hari pertama kuliah, jadwalku ada dua kelas. Satu kelas pagi jam 8, dan langsung disusul dengan kelas selanjutnya jam 11. Nggak pa-pa sih, mumpung masih semangat juga kan jadi bangun-bangun aku langsung mandi, sarapan, kemudian cus ke kampus demi menimba ilmu!

Nggak usah ngeledek, aku bisa kok jadi mahasiswa teladan.

"Jadi, gimana hari pertama jadi mahasiswa?"

Oh, kenalin. Ini Harris Hastaman, anak Teknik Industri, masih jomblo. Kalo minat bisa langsung kontak dia atau lewat aku juga boleh. Haha, bercanda.

Harris ini adalah sahabatku dari SMA, kami dulu sekelas mulai dari kelas X-E, XI IPA 1, sampai XII IPA 2. Sayang, pas kuliah aku dan dia harus berpisah karena aku memutuskan untuk murtad ambil IPS murni pas SBMPTN, sementara Harris tetap berada di jalurnya, IPA.

Untungnya kami masih sekampus sih, jadi kalau buat urusan hangout... ya gampang lah. Kayak sekarang aja, aku dan dia lagi duduk di Takor (nama kantinnya FISIP); Harris dengan segelas es kopi susu kesukaannya, dan aku dengan segelas milo dingin. 

Sebenarnya, awalnya kami mau ketemuan di Kantek aka Kantin Teknik aka Kantin fakultasnya Harris yang kesohor sebagai tempat ngeceng mahasiswi FISIP (just girls and their thing for engineering hunks, y'know). Tapi kata Harris dia lagi ogah ketemu senior-seniornya, enek katanya liat muka orang-orang itu pasca ospek fakultas. Ya kalian tau lah gimana kerasnya ospek Teknik. Jadi aku wajar kalau Harris ingin istirahat sejenak melihat wajah senior-senior yang meneriakinya non-stop selama 4 hari kemarin.

"Gue kelas pagi tadi. Ya... boleh lah. Walaupun gue gak paham itu matkul tujuannya biar apa, belajarnya kayak belajar PPKN anjir" aku menyedot miloku kemudian tertawa. "Eh lo MPKT-nya yang B dulu ya baru A?"

Harris mengangguk dan mengangkat alisnya dengan ekspresi sombong. "Beda rumpun sori"

"Yeeee sombong. Liat aja ntar lo ya pas Olim, siap-siap diabisin lagi sama fakultas gue!" aku tertawa dan Harris ikut tertawa bersamaku.

"Eits, jangan salah. Teknik satu-satunya yang berhasil ngalahin FISIP pas Olim"

"Iye sekali. FISIP menang udah 8 kali, mohon maap nih"

Aku dan Harris sering menghabiskan waktu jalan berdua seperti ini, bahkan mungkin lebih sering daripada aku jalan berdua dengan pacarku sendiri, kalau aku punya pacar. Sayangnya, aku lagi nggak ada pacar so Harris is the closest booty call I could find.

Haha, nggak deng nggak. Jangan khawatir, hubungan aku dan Harris sudah melewati tahap klise Sahabat Tapi Sayang. Nggak, our level is... beyond that. Harris tuh udah kayak kembaran aku, kembar fraternal beda ibu beda bapak.

Harris suka film horror, aku benci setengah mati sama film horror. Harris nggak suka baca buku, aku hobi mengajaknya muter-muter ke toko buku. Harris sangat menggemari kopi, aku nggak tahan sama kafein. Harris pintar matematika dan fisika, dan aku... well, let's just say physics and math aren't really my forte.

Harris Hastaman adalah versi cowok dari Febrianne Imelda.

"Eh lo belom cerita soal lo pingsan pas ospek kemarin. Coba gimana? Lo pasti belom sarapan kan tuh pagi-pagi" Harris membuka kembali pembicaraan dengan topik mengenai kejadian memalukan yang menimpaku di hari pertama ospek fakultas tersebut.

Fatal AttractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang