#29

8.3K 1.3K 122
                                    

Fe

Itu... Kak Jun bukan?

Aku mengerenyit sedikit saat melihat sosok lelaki berbalut jaket abu-abu melangkah turun dengan tergesa dari lantai dua Takor. Iya, itu dia. Aku ingat wajahnya kok walaupun baru benar-benar ketemu dengannya sekali di Backyard waktu itu.

Kok dia turun sendirian, ya? Anak Enam Hari yang lain mana? Terus, lho, kok Kak Jun malah jalan ke arah parkiran?

Bentar, bentar. Memangnya mereka nggak jadi tampil?

"Mana nih kaga mulai-mulai acaranya" aku mendengar Mamad berceletuk ringan.

Standing mic dan sound sudah dipasang di area terbuka di tengah-tengah kantin ini. Dekorasinya juga, lengkap dengan banner dan pita yang makin meramaikan keseluruhan pemandangan Takor yang sudah ramai pada dasarnya. Yang kurang hanya satu; penampilnya. Sampai jam segini, belum juga ada yang hadir satupun.

"Lah si Irham tampil keberapa emang?" aku bertanya.

"Dia mah ntar, ketiga katanya. Jam 8an gitu paling," Arga menjawab sambil melirik ke arah jam tangannya. "Tapi perkiraan gue ngaret sih ini"

"Tampil pertama siapa?" Ceu Amel yang tengah menyantap makan malamnya ikut nimbrung.

"Enam Hari kayaknya, Ceu" sambar Bila cepat.

"Kok lo tau, Bil?" Enuy menyahut dari ujung meja.

Bila hanya mengangkat bahunya ringan. "Nggak tau sih gue nebak doang tadi. Lagian gue kayak liat tuh vokalisnya yang anak ADM tadi turun dari Yongma. Eh, by the way, lo pada udah dengerin soundcloud-nya belom? Enak-enak masa lagunya"

"Mereka punya soundcloud?" aku mengangkat alis, sedikit terkejut dengan informasi yang baru aja disampaikan.

Bila mengangguk. "Youtube juga. Kemana aja lo? Emang Kak Bram nggak ngasih tau?"

Aku mengerutkan hidung mendengar jawabannya. "Apa. Kenapa bawa-bawa dia" gumamku pelan sebagai balasannya.

"Lah, 'kan dia anak Enam Hari," jawab Bila dengan sebuah senyuman penuh arti di wajahnya. "Cieeee. Nggak usah salting gitu dong, Fe" Bila mengangkat-angkat alisnya sambil menyenggol bahuku ringan.

"Apaan," aku bergumam pelan

"Udah pulang bareng masa masih salting. Aih~" Ceu Amel menyahut sambil berdehem-dehem meledek.

Mendengar celetukan tersebut, otomatis Bila, Enuy, dan Nadine kompak menoleh ke arah sumber suara dengan wajah terkejut. Bener-bener si Ceu Amel ini ya.

"Hah serius lo, Ceu?" Nadine berujar cepat. "Kapan? Ih, Fe! Kok lo nggak ngasih tau ke kita???"

"Wah, seru nih" Arga menjentikkan rokoknya ke atas piring bekas ketoprak sambil terkekeh ringan.

"Apaan sih orang udah lama itu dua mingguan yang lalu ada kali" aku menjawab, berusaha santai.

"Naon dua minggu, Fe. Lo balik bareng pas kita abis ngomongin SUKS itu 'kan? Minggu lalu itu mah!" Ceu Amel menyambar.

"Seriusan, Fe? Lo beneran dianter pulang sama Kak Bram?" Enuy melongokkan kepalanya untuk menatapku dengan kedua mata yang membulat penasaran.

Aku menatap satu per satu wajah teman-temanku di meja itu kemudian tertawa kecil. "Heh, muka lo semua tuh ya, kayak ikan mas tau nggak"

"Feeeeeee, serius ih!" Bila yang duduk di sebelahku merajuk pelan. "Lo beneran dianterin pulang nggak sama Kak Bram? Dianterin langsung ke rumah apa pergi dulu berdua?"

"Ceu gimana nih, Ceu? Seriusan nggak itu si Fe dianterin balik sama Kak Bram?" Enuy berpaling ke arah Ceu Amel.

"Kok nanya gue, yang dianterin pulang 'kan Fe" kekehnya ringan. "Coba Fe gimana tuh klarifikasinya, daripada beredar gosip yang tidak-tidak" lanjutnya.

Fatal AttractionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang