Jika aku pemahat dan kau seonggok kayu, kita takkan terpisah
Jika kayu tak ada, apa yang harus ku pahat? Diriku sendiri? Bagaimana jika darah segar mengalir deras dari tubuhku? Bisa kau tanggulangi?
Pasti ada penggantimu. Bisa saja ku gunakan bebatuan. Tapi, aku seorang pemahat kayu. Bukan batu. Bagaimana jika terlalu keras? Bagaimana jika besinya meleset dan memutuskan jariku? Aku akan jadi cacat.
Untuk itu, jangan pergi. Takkan ada yang menggantikan mu. Sekeras apapun aku mencoba, tentu saja berbeda. Sekali lagi, jangan pergi.
Dan jika kau sudah berada disana, di penghujung jalan itu, putar balik arahmu. Kembalilah. Jangan jauh-jauh. Aku tak akan mati, tentu saja. Namun, aku juga tak akan hidup. Percayalah.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Semesta
PoetryKamu akan diam saat hatiku menjerit. *** FYI, ini hasil imajinasi dan karya otak sendiri tanpa campur tangan orang lain. Jadi, kalau ingin copast, tolong cantumkan sumbernya. Dan jangan seenaknya mengomentari karya seseorang. Kamu manusia ciptaan Tu...