Dulu, kita merupakan sepasang orang asing. Kita bertemu dengan penuh harapan, menjalin suatu hubungan dan bersatu pada akhirnya.
Hingga pada satu titik, kau melepaskan tautan jari kelingking kita. Kau hempaskan tanganku hingga menyentuh dinginnya dinding kelabu itu. Sakit. Sakit sekali. Punggung tanganku membengkak. Memar kebiruan tercetak begitu jelas. Namun tak apa. Hatiku jauh lebih parah. Lihatlah warnanya. Perlahan, merahnya menjelma menjadi hitam. Pekat sekali. Hei, lihatlah! Ini ulahmu!
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Semesta
PoetryKamu akan diam saat hatiku menjerit. *** FYI, ini hasil imajinasi dan karya otak sendiri tanpa campur tangan orang lain. Jadi, kalau ingin copast, tolong cantumkan sumbernya. Dan jangan seenaknya mengomentari karya seseorang. Kamu manusia ciptaan Tu...