Dingin. Dingin sekali. Hingga menusuk tulangku yang rapuh. Ibu, selimutnya terlalu tipis. Aku menggigil!
Sakit. Sakit sekali. Jarum tajam memasuki punggung tanganku. Apa salahnya? Apa dia mengambil barang yang bukan miliknya? Mengapa di tusuk? Air mataku luruh menahan sakitnya.
Sendiri. Kemana mereka? Kemana kamu? Yang berjanji selalu bersamaku, yang selalu menemani tawaku. Kini aku menangis, sendirian. Mengapa berjalan mundur? Tidak takut tersandung?
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Semesta
PoetryKamu akan diam saat hatiku menjerit. *** FYI, ini hasil imajinasi dan karya otak sendiri tanpa campur tangan orang lain. Jadi, kalau ingin copast, tolong cantumkan sumbernya. Dan jangan seenaknya mengomentari karya seseorang. Kamu manusia ciptaan Tu...