Bagaimana kabarmu? Kau tau, dalam diam rinduku membara bak gunung merapi aktif. Bagaimana pula dengan rindumu? Membara jugakah seperti yang kurasa? Atau, hanya aku sendirian yang merasa panas?
Aku tau ini salah. Mencintaimu yang tak akan mungkin bisa aku miliki. Status kita hanya sebatas saling mengenal seluk beluk masing-masing. Tidak untuk menghasilkan sebuah ikatan. Sebenarnya, apa yang tlah Tuhan rencanakan?
Keputusan yang ku ambil, juga tidak luput hubungannya denganmu. Kuharap kau bisa kulupakan, namun, bodohnya aku tak bisa sedikitpun menghempaskan bayanganmu dari kepalaku. Sungguh berdosanya aku.
Kau juga tau, ada hati yang sedang ku jaga dengan segala resah di hatiku. Dan kau, juga sama halnya denganku. Jika ingin kusarankan, mengapa tak tinggalkan saja mereka, dan kita membangun cerita berdua? Namun, ku enyahkan pemikiran itu jauh-jauh. Aku bukan wanita egois.
Kuhargai keputusanmu yang tak ingin pergi darinya. Dan aku juga faham kau menghargai keputusanku meski dengan berat hati. Mungkin, kita selalu berusaha untuk bersama, tapi semesta mengutuk cerita kita berdua. Untuk itu, nikmati saja, sampai kita kehabisan darah, dan lenyap perlahan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Teruntuk freakookie again :'vLots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Semesta
PoetryKamu akan diam saat hatiku menjerit. *** FYI, ini hasil imajinasi dan karya otak sendiri tanpa campur tangan orang lain. Jadi, kalau ingin copast, tolong cantumkan sumbernya. Dan jangan seenaknya mengomentari karya seseorang. Kamu manusia ciptaan Tu...