Sebenarnya hati ku berdebat sejak sepertiga malam yang lalu. Akal sehat ku terganggu. Jiwa ku terguncang. Hati ku bertanya-tanya. Tak ada goresan di sini. Tak ada sayatan di hati ini. Apa yang sedang ku permasalahkan? Penciptaku, mengapa aku begini?
Tidurku terganggu. Harusnya aku tak begini. Perkataanmu tak seharusnya ku permasalahkan. Tak harusnya ku pikirkan hingga berlarut lama. Namun, realitanya memberontak. Aku tertohok di sudut terpencil hutan belantara, dengan jurang berjarak kurang dari sejengkal. Harus bagaimana? Aku harus terjun, atau menerobos bebas keluar?
Malam ku kusut. Pagi ku kejam. Sendirian, menerka-nerka. Aku tau, aku ini plinpan. Maka dari itu, Tuhanku, kapan berakhir?
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Semesta
PoetryKamu akan diam saat hatiku menjerit. *** FYI, ini hasil imajinasi dan karya otak sendiri tanpa campur tangan orang lain. Jadi, kalau ingin copast, tolong cantumkan sumbernya. Dan jangan seenaknya mengomentari karya seseorang. Kamu manusia ciptaan Tu...