Ya Allah,
Bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana dengan tawanya? Apa ia masih bisa bebas memecahkan tawa saat ini? Sungguh, aku merindukannya. Merindukan tawanya karena ulah jahilku. Sesekali, mencubiti pipiku gemas dan aku membalasnya dengan jambakan kuat pada rambut hitam kilatnya. Hei, rinduku terlalu membara.Ya Allah,
Apa makannya terjaga? Apa tidurnya nyenyak? Jika tidak, maka mulai saat ini, buatlah dia memiliki nafsu makan dan tidur yang cukup. Jangan sepertiku, renta karena mengkhawatirkannya setiap waktu. Cinta yang Engkau berikan untukku padanya begitu kuat. Sungguh, bisikan padanya.Ya Allah,
Kapan dia luluh dan kembali mengabari? Kapan dia berhenti menghilang? Kapan dia memelukku erat dan memperbaiki semuanya? Aku mencintainya, akankah dia mengerti? Mungkin aku terlalu pengecut untuk bertanya tentang kabarnya terdahulu. Namun, Engkau pasti faham akan hamba-Mu ini. Luluhkan dia, cairkan hatinya. Aku menunggunya seraya mengirimkan doa bahkan sampai lupa meminta bahagiaku pada-Mu.Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Semesta
PoetryKamu akan diam saat hatiku menjerit. *** FYI, ini hasil imajinasi dan karya otak sendiri tanpa campur tangan orang lain. Jadi, kalau ingin copast, tolong cantumkan sumbernya. Dan jangan seenaknya mengomentari karya seseorang. Kamu manusia ciptaan Tu...