📝BI [2]

54 5 0
                                    

Perpisahan Termanis
salsabielamp3
~•~

"Maaf, Nak. Kita harus segera pindah ke kota lain."

Ujaran dari ayahnya tersebut berhasil membuat seorang gadis yang bernama Ola bersedih hati. Dia tidak rela jika dia harus berpisah dengan sahabatnya, Wina. Apalagi, Ola dan Wina sudah bersahabat sejak kecil.

Seketika inilah balasan dari Ola pada ayahnya, "Sampai kapan kita akan ke sana dan kembali lagi ke sini? Ola pasti kangen pada semua yang ada di kota ini, Yah."

"Entahlah, Sayang. Yang penting, kita harus segera pindah ke luar kota. Ayah ditugaskan untuk bekerja di sana dalam waktu yang lama. Semoga Ola dapat menerima ini semua ya, Sayang," jawab ayahnya penuh harap pada anak satu-satunya yang beliau sayangi itu.

Ola hanya menghembuskan nafasnya. Ia sedih sekali. Apalagi, jadwal keberangkatan mereka sekeluarga ke luar kota itu tinggal 2 hari lagi. Waktu yang cukup singkat untuk membuat kenangan persahabatan mereka yang tidak akan pernah dilupakan.

Hingga pada akhirnya, Ola menelepon Wina, menceritakan apa yang terjadi pada dirinya dan juga persahabatan mereka nantinya.

"Wina, lusa nanti aku harus pergi ke luar kota," ujar Ola membuka pembicaraan di telepon langsung to the point.

"Hah? Bagaimana bisa?" kata Wina, tidak percaya atas apa yang baru saja Ola ucapkan.

"Iya Win, ayahku ditugaskan ke luar kota, jadi otomatis keluargaku harus ikut beliau ke sana," jawab Ola menghembuskan nafasnya.

"TIDAK! MENGAPA KAU HARUS PERGI, SAHABATKU?!" teriak Wina di telepon. Ia sangat tidak rela jika Ola harus pergi meninggalkannya.

"Iya, aku harus pergi, Win. Tapi sebelum itu, mari kita habiskan waktu bersama-sama."

Ola kemudian mengajak Wina, sahabatnya, untuk menghabiskan waktu bersama-sama di suatu tempat yang akan dikatakan oleh Wina, "Di sebuah taman, yuk."

***

Keesokan harinya, Ola dan Wina bersepakat untuk bertemu di suatu taman yang sangat indah. Di bangku yang berada di taman tersebut telah dihiasi dengan bunga-bunga dan benda-benda lain di sekitarnya yang tentu saja membuat semua orang yang datang ke sana merasa terpikat dan menganggap bahwa taman ini sungguh indah.

Tidak berpikir panjang, Ola dan Wina segera menghabiskan waktu mereka selama seharian penuh, tanpa perpisahan di antara mereka, sebelum pada akhirnya mereka harus berpisah dalam waktu yang lama.

Di sana, mereka menghabiskan waktu seharian dengan saling mengobrol, bermain games berdua, ataupun melakukan beberapa hal bersama-sama seperti menulis, menggambar, dan lainnya, tanpa handphone mereka masing-masing, sehingga mereka sepakat tidak akan memberitahu orang tua mereka masing-masing. Toh, orang tua mengizinkan mereka di saat-saat terakhir kok.

Barulah pada suatu malam dimana bulan dan bintang bersinar sangat terang di langit, Ola dan Wina berbaring di atas karpet yang telah digelar di atas rumput-rumput taman terlebih dahulu. Sebelum mereka terlelap, mereka akhirnya saling berbicara, dalam kondisi berbaring dan mendekatkan diri mereka satu sama lain.

"Wina...."

"Iya, Ol?"

"Ada suatu hal yang harus kukatakan padamu," kata Ola sebelum akhirnya timbullah percakapan to the point tersebut.

Wina mengernyitkan dahinya seraya kebingungan dan ia membalas, "Memangnya ada apa?"

"Besok, aku benar-benar harus pergi ke luar kota. Aku tidak bisa menolak keputusan beliau, Wina," ujar Ola dengan nada datarnya.

"Tapi mengapa, Ola?"

"Sebab ayahku harus segera melanjutkan karir pekerjaannya. Ayahku kan pria karir."

"Haruskah?"

Air mata Wina keluar begitu derasnya karena tidak dapat ditahan. Sungguh ia tidak rela atas kepergian Ola dalam waktu yang lama.

"Iya harus, temanku sayang. Tidak apa-apa kok. Kita masih bisa ketemu lagi, kan?" kata Ola sambil menenangkan Wina.

Ola dan Wina kemudian saling berpelukan, sampai tidak sadar mereka telah tertidur lelap di taman tersebut.

***

Keesokan harinya, Wina terbangun. Sebelum matanya terbuka, ia tidak merasakan tanda-tanda kehadiran sahabatnya, Ola. Dan ketika dia terbangun, memang benar bahwa ternyata Ola sudah tidak ada lagi di sisinya. Ia benar-benar telah pergi ke luar kota. Sebelum ia berkemas meninggalkan taman, ia menemukan suatu kertas yang berisi pesan-pesan dari Ola, serta barang-barang yang akan selalu Wina kenang.

"Hai, Wina sahabatku. Maaf jika aku harus segera pergi ke luar kota karena jadwal keberangkatanku itu pada pagi hari. Aku hanya ingin berpesan, tetaplah kuat dalam menjalani cobaan-cobaan yang ada di dunia ini dan raihlah cita-citamu. Aku akan tetap mendukungmu dari jauh ,karena aku masih sangat sayang padamu. Semoga kita memang benar bisa bertemu lagi di lain waktu, dan ketika aku pulang nanti, aku tidak mau melihat raut muka sedihmu itu lagi, oke? Dan, aku sudah memberikan boneka dan juga diary untukmu. Semoga kau suka ya. Sudah itu saja. Sampai jumpa lagi, Wina."

Isi surat itu begitu menggetarkan hatinya Wina. Segera saja ia peluk erat-erat surat, boneka, dan diary itu, lalu berkata sambil mengeluarkan air matanya, di tengah kesendirian itu.

"Ola, see you again.... I will miss you so much...."

F.I.N.

Bedah IdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang