Why?
~~•~~
Aku menganggap dia sahabat, tapi dia hanya menganggapku ada disaat dirinya membutuhkanku.
***
Aku tak tahu lagi apa yang ada di pikiran Je saat ini. Orang yang selama ini aku anggap sahabat ternyata hanya menganggapku ada disaat dia butuh saja, dengan kata lain dia memanfaatkan semua yang ada pada diriku.
Dulu aku tak pernah mempermasalahkan hal itu karena Je selalu tampil manis saat di depanku tak pernah sedikit pun ia melukai hatiku dengan kata-kata kasarnya.
Tapi, Semuanya telah berubah, Je yang ku kenal baik kini sering emosi tak jarang ia membentakku saat aku tanpa sengaja menyenggolnya atau aku mengagetkannya.
"Kenapa lagi Alnira, kenapa sih lo suka banget bikin gue kesel. Emang lo nggak ada kerjaan lain selain bikin gue kesel?" bentakan Je benar-benar membuatku kicep aku tak tahu lagi bagaimana menghadapinya. Aku menunduk, tiba-tiba saja mataku memanas, dan air bening seketika luruh dari mataku. Aku menangis.
"Maaf."
"Maaf, maaf, gue nggak butuh permintamaaf lo, gue butuh otak lo buat ngerjain tugas-tugas gue yang terbengkalai. Dan satu lagi, lo harus tahu gue nggak pernah menganggap lo sahabat jadi lo jangan pernah berharap lebih"
Je melempar begitu saja buku cetak miliknya dan mengenai wajahku. Air mataku semakin mengalir deras. "Je aku merindukan dirimu yang dulu," lirihku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bedah Ide
Historia CortaSekumpulan cerita member Rebellion Id, yang dibuat saat kegiatan bedah ide.