📝BI [44]

5 6 0
                                    

Indra and Tandah
salsabielamp3
~•~

Di suatu kota hiduplah seorang gadis yang bernama Indah. Sesuai dengan namanya, parasnya sangat cantik. Tampilan tubuhnya pun indah, karena badannya ramping dari atas sampai bawah. Namun sayangnya, dia masih single dan belum mempunyai pacar. Selain itu, gadis itu memiliki seorang sahabat yang setia padanya, bernama Intan. Gadis itu selalu bersama-sama Indah di kala senang atau sedih.

Sedangkan di sisi lain, hiduplah seorang cowok yang bernama Indra. Cowok itu pun memiliki paras muka yang baik pula, atau yang biasa disebut ganteng. Banyak gadis yang mencoba menembak cowok itu, namun ia menolak mentah-mentah tawaran para gadis untuk berpacaran dengannya.

***

Pada suatu hari, Indah sedang duduk berteduh di pohon kota sendirian. Gadis itu sedang merenungi nasib-nasibnya yang dulu, sekarang, dan yang akan datang. Tiba-tiba, Intan mengejutkannya dengan lemparan barang yang mengenai kepalanya.

“Aduh!”

“Hehe, maaf Indah...,” ujar Intan kemudian.

Ketika Indah menyadari bahwa Intan-lah yang mengejutkannya, gadis itu langsung menyahut, “Sakit tahu! Kau ini datang tiba-tiba aja!”

“Oh iya, kau ngapain di sini?” tanya Intan pada Indah.

“Ah... aku hanya... eh, itu lihatlah!” Indah kemudian menunjuk dengan telunjuknya ke arah seseorang.

“Mana? Aku tidak bisa melihatnya!” seru Intan.

“Itu ikuti arah telunjukku!” seru Indah lagi. Intan pun mengikuti arah tunjuk sahabatnya itu. Ternyata, pandangan dan jarinya Indah mengarah ke seorang cowok yang berada jauh dari mereka. Dia sedang berjalan kaki, sedangkan mereka berteduh di sebuah pohon. Tetapi beberapa saat kemudian, cowok itu....

“Eh tidak. Dia berjalan ke arah kita,” ujar Intan.

“Astaga!” seru Indah kemudian. Mereka pun langsung beranjak dari tempat berteduh mereka, menunggu si cowok itu menghampiri mereka, dan benar saja, tatap-tatapan itu pun terjadi. Seorang cowok menatap mereka berdua penuh tanda tanya.

'Siapa cewek-cewek ini? Cantik sekali,' batin cowok itu.

Mereka berdua yang menyadari bahwa si cowok itu sedang memandang mereka, kedua gadis itu menyahut, "Ngapa mandang-mandang?!"

Tetapi tiba-tiba, rasa cinta mulai tumbuh dalam hatinya Indah. Entah mengapa, ia mulai terpesona dan menyukai cowok itu. Tetapi, saat itulah, cowok itu langsung memperkenalkan dirinya.

"Hai, aku Indra. Nama kalian siapa?"

Indah pun seketika menjawab sambil memegang pundaknya Intan. "Aku Indah, ini temanku, Intan."

"Oh, Intan dan Indah. Salam kenal ya."

***

Beberapa hari kemudian, Indah dan Indra dikabarkan sering bersama-sama semenjak mereka berkenalan. Setiap harinya, waktu mereka disisakan untuk mereka berdua saja, seperti saat pulang sekolah. Indra selalu mengajak Indah untuk jalan-jalan keluar rumah, dan Indah pun jarang untuk tidak menyetujui ajakannya si Indra.

Semakin sering Indah dan Indra menghabiskan waktu bersama, maka semakin tumbuhlah perasaan cintanya si Indah kepada Indra. Menurut Indah, cowok itu baik dan perhatian, serta cool tampangnya. Hingga pada suatu hari, mereka pun bertemu di taman karena suatu topik yang akan dibicarakan.

"Indra...."

"Iya, Indah?"

"Eh... anu... sebenarnya... a-a-aku...," ujar gadis itu terbata-bata.

"Apa, Ndah? Beritahu saja."

"Se-se-sebenarnya a-a-ku su-su-su-ka sa-sa-sama k-k-ka-ka-mu," ujar Indah lagi. Indra pun terkejut setengah mati setelah mendengar ucapannya Indah. Tidak lama kemudian, Indra pun membalas.

"Sebenarnya, Ndah. Aku suka sama kamu, tetapi...."

"Tapi apa?"

"Dia yang aku sukai. Temanmu itu."

"Maksudmu, Intan? Bagaimana bisa?"

"Ya, jadi, akulah yang sering bersamanya, kau saja yang tidak menyadarinya. Dan juga, apa yang telah aku berikan kepadamu itu hanya sekedar sebagai seorang sahabat. Jadi, kita hanya sebatas sahabatan saja ya, Ndah."

"NO! JAHAT KAU!"

"Aku tidak jahat, Ndah. Aku hanya ingin kita sahabatan dah. Sungguh, aku sudah menyukai si Intan, dan kami hampir saja taken."

"Tidak... itu tidak mungkin." Air matanya Indah sudah mulai keluar.

"Indra benar, Ndah." Tiba-tiba seorang gadis datang di hadapan mereka, dan ternyata, dia itu Intan, sahabatnya Indah sendiri.

"Intan?" sahutku tidak percaya.

"Iya, Ndah. Maafkan aku ya. Aku tidak tahu kalau kau suka sama Indra, dan ternyata, susah bagiku untuk menarik kembali kata-kataku bahwa aku menerimanya," jelas Intan.

"Dia menembakmu, Tan?"

"Ya, dan aku menerimanya. Sudah beberapa hari lho. Semua itu terjadi secara tiba-tiba."

"How did it can be...?"

Mungkin itulah rasa sakit yang dialami oleh Indah, ketika Indra malah menerima si Intan daripada dirinya, dan dia malah dianggap sebagai seorang sahabat saja.

Cinta bertepuk sebelah tangan, itulah yang terjadi pada Indah.

THE END.

Bedah IdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang