Teman Semu
imajinasi27
~•~Hari ini, Matahari begitu menyengatnya membuat orang-orang tak ingin melakukan aktivitas apa pun. Tetapi, lain halnya dengan seorang gadis berpenampilan sedikit tomboy ini. Gadis itu -Kayla- sedang bermain basket di lapang kompleks rumahnya, setiap hari ia selalu melakukan rutinitasnya itu. Bukan tanpa alasan ia bermain basket di siang hari, ia melakukannya karena ingin sekali terhidar dari rasa penat yang menyerangnya bila ia berdiam diri di dalam rumah.
"Huh ... rasanya aku sudah tak sanggup lagi," lirih Kayla seraya duduk di tengah lapang. Tatapannya terlihat kosong, gurat-gurat kesedihan jelas terlihat di wajahnya.
Helaan napas berat terdengar dengan jelas. "Kenapa orang tuaku selalu bertengkar? Aku lelah Tuhan ... aku tak sanggup."
Begitulah Kayla bila ia sedang merasa penat akan masalah yang terus melanda hidupnya. Ia terdiam cukup lama, sengatan Matahari pun tak ia rasakan.
***
Malam harinya, Kayla duduk di atas tempat tidurnya seraya berselancar di dunia maya -Line-. Ia membuka applikasi itu, lalu membuat sebuah grup yang sudah lama ia ikuti. Kayla merasa senang bisa bergabung di grup itu, setidaknya ia merasa memiliki teman. Walau hanya teman semu atau bisa dikatakan teman di dunia maya.
"Setidaknya aku masih memiliki teman yang bisa membuatku tersenyum, walau mereka hanyalah teman maya," ucap Kayla tersenyum ringan.
Kemudian, Kayla mengecek pc dari salah satu teman grupnya. Kiran, teman maya Kayla yang selalu ada dan selalu mendengar curhatannya. Bahkan Kiran selalu bisa memposisikan dirinya sebagai teman, sahabat, dan kakak.
Kiran : Hi, Kay, kita meet-up, yuk. Mumpung aku sedang berlibur ke Bandung. Gimana?
Kayka tersenyum senang membaca pesan dari Kiran. Dengan cepat ia lantas membalas pesan gadis itu.
***
Keesokan harinya, sesuai ajakan Kiran. Malam ini, Kayla dan Kiran sudah berada di teman yang menurut Kiran sangat indah, yaitu Bukit Bintang. Dari bukit ini mereka dapat melihat keindahan kota Bandung di malam hari."Ran, kok kamu bisa tahu tempat ini?" tanya Kayla heran, pasalnya Kiran bukanlah orang Bandung, melainkan orang Manado.
Kiran tersenyum, lalu berkata, "Ya, karena kakekku tinggal di Bandung. Jadi ga usah heran kalau aku tahu tempat-tempat indah di Bandung."
"Oh gitu."
Setelah itu, hanya keheningan yang terjadi. Keduanya sama-sama terdiam dan menatap bintang-bitang yang bertebaran di langit.
"Terima kasih," ucap Kayla tiba-tiba, Kiran menoleh dan mengerutkan dahi bingung.
"Untuk?"
"Semuanya. Pertemanan, persahabatan, dan semangat yang selalu kamu berikan." Kayla tersenyum tulus saat mengatakan itu. Sedangkan Kiran terkekeh pelan.
"Aku juga ingin mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menerimaku menjadi temanmu."
Selanjutnya, canda dan tawa tercipta begitu saja, kebahagian terpancar jelas di wajah Kayla -gadis broken home- yang tak pernah menyangka bahwa ia akan mendapatkan teman seperti Kiran.
'Tuhan pasti akan memberikan kebahagiaan dibalik kesedihan yang diberikan. Dan jangan pernah menjudge bahwa Tuhan tak adil.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bedah Ide
Cerita PendekSekumpulan cerita member Rebellion Id, yang dibuat saat kegiatan bedah ide.