📝BI [9]

13 6 0
                                    

Perpisahan Termanis
@dwinaini
~•~

Kara menatap sengit perempuan yang duduk di hadapannya, "Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?" tanyanya, tidak sedikitpun mengurangi nada bicaranya yang sinis.

"Aku sudah akan memberitahumu 3 hari yang lalu. Tapi kau malah mengajakku bertemu Profesor."

Untuk kesekian kalinya Kara mendengus kesal. Kemarahannya kali ini melebihi apapun, bahkan melebihi saat seorang Gorgon membinasakan Bubble, kelinci bertubuh gemuk miliknya. Pasalnya, perempuan yang sekarang memasang wajah tak berdosa adalah sahabatnya! Dan yang membuat Kara marah adalah, sahabatnya Cathrine, akan pindah ke kota lain 2 hari lagi.

"Kenapa kau tidak di sini saja Cath? Kau bisa tinggal denganku," ucap Kara lesu.

Cathrine menghela napas, "Andai aku bisa. Aku tidak akan pindah," tandasnya. "Kau tahu sendiri seperti apa Ayahku. Dia benar-benar tidak bisa bernegoisasi."

Kara menciptakan gelembung-gelembung air melalui telapak tangannya, membuatnya melayang kemudian meletuskannya kembali.
"Lalu bagaimana sekolahmu? Apa di sana ada Akademi sihir seperti di sini? Tidak mungkin kau bersekolah umum seperti biasa."

"Kata Ayah, ada satu Akademi sihir yang cukup bagus di sana. Kau tidak perlu khawatir." Cathrine menenangkan.

"Baiklah," Kara mengedikkan bahu, membuat gelembung-gelembung air yang melayang meletus secara bergantian, "karena apapun yang kulakukan tidak akan membuat Ayahmu tetap bekerja di sini. Setidaknya kita masih punya waktu untuk bersama seharian."

"Maksudmu?"

"Ayo kita bersama seharian. Dan membuat kenangan yang tidak bisa kau lupakan,"

Cathrine bergidik, "Ugh! Kedengarannya menjijikkan!"

***

"Kara! Apa kau serius ingin melakukan ini?" Catherine berbisik pelan.

Kara mengangguk mantap, "Kapan lagi kita bisa memberikan kenangan indah pada Sir Johnson?"

"Kau gila," Cathrine menggelengkan kepala.

Setelah seharian berkeliling kota, dan memasuki hampir seluruh taman bermain menggunakan free pass milik Kara, kini mereka ada di destinasi terakhir yang telah disiapkan Kara.

Sir Johnson merupakan salah satu pengajar di Fhurle Academy. Beliau mengajarkan teknik pengendalian, di mana setiap pelajarannya mewajibkan seluruh muridnya menguasai apa yang telah ia ajarkan. Hal itu membuat tidak sedikit murid yang kesal, bahkan ada yang secara gamblang mengerjai Sir Johnson. Anehnya, tidak ada satupun jebakan yang berhasil.

Kara menyiapkan gelembung air dalam bentuk yang cukup besar. Di dalamnya, sengaja Kara campurkan peledak kecil yang nantinya akan ia gunakan untuk membuat sedikit kejutan.

"Percayalah Cath, ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan kau lupakan," ucap Kara dibarengi dengan kikikan geli miliknya.

Cathrine memutar bola matanya jengah, sepenuhnya pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya. "Terserah kau saja."

Mengendap-endap mereka berdua melangkah. Melewati halaman rumah yang cukup luas dengan penerangan yang minim. Sesekali Kara menoleh ke belakang, melihat wajah sahabatnya yang sedikit ketakutan kemudian mengucapkan kata penenang.

Malam ini Kara benar-benar ingin melakukan hal apapun bersama sahabatnya, menjadikan seharian ini kenangan yang tidak akan pernah dilupakan meski mereka tidak berada di kota yang sama.

"Tenang Cath, rilekskan tubuhmu. Ini akan men--"

Dalam sekejap tubuh Kara terpelanting dengan keras. Gelembung air di tangannya pun pecah dan membuat beberapa ledakan kecil. Tubuh Kara membentur beberapa pot yang terbuat dari batu hingga terpecah belah.

Cathrine melihat dengan mata kepalanya sendiri, tubuh Kara mengeluarkan banyak darah, tubuh Kara memiliki luka yang begitu banyak. Dan Cathrine melihat bagaimana akhir dari sahabatnya.

***

Cathrine mengusap kedua matanya, membersihkan sisa air mata yang masih melekat. Ini sudah 13 tahun berlalu, dan Cathrine masih mengingatnya dengan jelas.

Kau benar Kara. Malam itu tidak akan pernah kulupakan. Bahkan seumur hidupku. Batinnya.

Bedah IdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang