Wanita Licik?
pramndaa
~~•~~Dunia ini memang tidak adil, bukan?
Siapa yang berani mengatakan bahwa dunia ini adil? Coba katakan padaku, apakah dunia ini adil atau tidak?
Kuberani bertaruh, banyak di antara kalian yang mengatakan bahwa dunia ini tidak adil.
Jangan sebut aku wanita licik dengan caraku bertahan hidup. Karena semua manusia licik pada dasarnya.
Aku mempunyai satu teman. Bisakah aku anggap dia teman? Entahlah.
Ia seorang yang pendiam. Suka menyendiri daripada bercakap-cakap. Tetapi, entah mengapa, saat berbicara denganku ia lebih terbuka. Bahkan senyuman nampak jelas di wajah putih pucatnya.
Lebih ke sini, ia bahkan mau meminjamkan prnya padaku. Tanpa kuminta, tanpa kode apa pun. Langsung saja ia menyodorkan tugasnya padaku. Aneh, bukan?
Aku tak pernah menganggapnya lebih dari sekedar teman sebangku. Tak ada salahnya bukan jika aku memanfaatkannya. Lagi pula, ia juga memanfaatkanku. Membiarkanku melihat tugasnya agar aku tidak pergi meninggalkannya sendirian.
Wanita licik? Tidak juga.
Itu yang kupikir saat itu. Saat mata hatiku belum terbuka.
Setelah aku tahu kejadian tiga hari kemudian aku menyadari satu hal.
Teman sebangkuku itu dilabrak oleh kakak senior. Menyuruh dia menjauh dariku. Mereka bermaksud mengucilkan diriku. Dasar kakak senior gila!
Namun, bukan itu yang menarik perhatianku. Tapi jawaban temanju yang kuanggap teman sebangkuku, yang kumanfaatkan sampai sekarang.
"Dialah satu-satu temannya. Mengucilkannya berarti mengucilkanku juga. Maaf, tapi aku tak bisa." Ia tersenyum. Kau tahu. Ia tersenyum!
Aku menangis.
Sial!
Ternyata aku memang wanita licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bedah Ide
Kısa HikayeSekumpulan cerita member Rebellion Id, yang dibuat saat kegiatan bedah ide.