📝BI [15]

7 7 0
                                    

Sahabat Sejati
lililolly23
~•~

Aku melangkahkan kakiku ke rumah sebelah. Rumah yang sering aku kunjungi bahkan setiap hari. Aku berteriak, "Fina ... ayo, babik. Ini udah mau telat. Mau jam 7, njir. Buruu. Pak Joko tar ngunciin kita," omelku menggedor-gedor kamarnya.

Pasti lagi dandan. Apa sih yang aku nggak tahu soal dia. Mulai dari hobinya yang suka berjam-jam di jamban sampai naksir mas-mas pekerja magang pun aku tahu. Kami memang sudah sahabatan cukup lama. Tak heran jika aku tahu seluk-beluknya.

Tak berapa lama, Fina keluar dari kamar. Wajahnya lesu. Ternyata dia tidak memakai seragam. Tunggu. Matanya bengkak. Dia seperti habis-

"Maaf, Ran," ucapnya cepat.

"Kenapa? Apa yang terjadi!" tanyaku cepat.

Fina mengajakku duduk dan masuk ke kamarnya.

"Gue-gue mau pindah." Fina tertunduk.

Bagai disambar petir, aku membeku. Selanjutnya aku memastikan apa pendengaranku bermasalah. "Lo bilang apa? Pindah? Gue salah denger pasti. Apa, sih, maksud lo. Jangan bikin bingung!"

"Gue serius. Gue pindah. Bokap gue di mutasi ke luar kota. Gue harus ikut. Dan maaf. Berita ini udah seminggu yang lalu dari Ayah. Tapi gue takut mau bilang ke elo. Dan gue berangkat ... besok."

Bagaimana mungkin. Astaga. Fina baru bilang. Padahal ini harusnya seminggu yang lalu. Ini ... terlalu mendadak.

"Maaf, Rani. Gue gamau bikin lo sedih. Hari ini gue ada rencana ngabisin waktu bareng lo. Gue sengaja gak sekolah emang. Mau bolos bareng lo. Ini tuh 'One Fine Day' buat gue. Bareng lo."

Fina menatapku penuh ketulusan. Hatiku pun melunak. Meskipun aku sudah meluruhkan airmata karena kecewa dia baru mengatakan sekarang.

"Yuk." Fina berdiri dari tempat duduknya. Mengajakku pergi.

"Memangnya kita mau ke mana?" tanyaku bingung.

"Ke tempat yang akan selalu terkenang. Dan gak mudah dilupakan. Ini akan jadi perpisahan termanis, Ran. Gue gak akan bikin lo sedih dalam perpisahan kita."

Aku pun berangkat dengan Fina menggunakan mobil Ayahnya yang sengaja dipinjamkan untuk quality time kami hari ini. Terimakasih, Fina. Kamu akan selalu menjadi sahabat terbaikku meskipun berada jauh di sudut kota sekalipun.

Bedah IdeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang