KATAOMOI (cinta bertepuk sebelah tangan)
pramndaa
~•~Aku mencintainya.
Bahkan jika ia raib dari tengah bumi. Aku akan tetap mencintainya.
Bahkan jika ia nyatanya menyukai temanku sendiri. Aku akan tetap mencintainya.
Ia berhenti di depanku. Turun dari motornya, melepaskan helm hijaunya.
Mendekatiku, lalu tersenyum.
Oh, Astaga! Lihatlah senyumnya. Sungguh menawan. Memesona!
"Lupa bawa payung lagi, Din?" tanyanya. Menatap lurus ke depan.
"Hehehe, iya."
Percayalah. Aku gugup setengah mati saat ini. Bahkan tawaku terdengar garing.
Hening beberapa saat. Kosong otakku ingin mengembangkan topik. Bahkan aku tak peduli sudah berapa lama aku menunggu di halte. Lama sekali hujan hari ini. Entah ini keberuntungan atau malah kesialan, intinya aku bingung harus berbuat apa.
"Gimana lo sama Tara? Baik-baik aja kan?"
Yak! Masuk sudah topik tentang Tara. Benar. Ia menyukai Tara. Teman sebangkuku.
"Hehehe, iya."
Ia menghela napas. "Ketawa itu dilepas din. Jangan dipaksa."
Ia tersenyum. Memperlihatkan gigi rapinya.
Aku tertawa terbahak. Mukanya bahkan tidak lucu sama sekali. Tapi jika melihat dirinya tersenyum, aku akan tertawa terus, bahkan sampai melupakan dunia.
"Dasar bego. Gitu aja ketawa. Muka gue juga gada lucu-lucunya," katanya ikut tertawa.
Benar kata hatiku saat aku ingin menyerah. Percuma. Aku akan selalu berlari mendekatinya. Walau ia berjalan ke arah lain.
Aku akan tetap mencintainya, walau aku harus merasakan KATAOMOI.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bedah Ide
Short StorySekumpulan cerita member Rebellion Id, yang dibuat saat kegiatan bedah ide.