Rinai
Lifvaldo
~~•~~Dia terbengong. Matanya menatap lurus kearah jalan raya yang padat merayap. Hatinya sakit. Namun, ini belum waktunya ia menangis. Ia kuat. Cukup kuat meneriama keadaan bahwa ia dipermainkan selama ini. Hatinya. Perasaannya. Huh, ia tak boleh sedih.
Tatapan matanya kosong. Mengisyaratkan kekecewaan. Namun, tak ada sedikitpun air mata yang keluar. Sumpek. Dadanya terasa penuh, panas, ingin berteriak. Tapi ia takut, teriakannya berubah menjadi tangisan sendiri.
Ia benci. Tak suka. Ketika orang lain tahu bahwa ia menangis. Ia menunggu waktu yang tepat. Ketika tak ada yang mampu mebedakan mana air matanya dan air hujan yang mengguyurnya.
Yah, Dia Salwa. Gadis penunggu hujan untuk bisa meleburkan emosinya. Gadis yang menjadika hujan sahabat sedihnya. Dan gadis yang menanti hujan sebagai sahabat curhatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bedah Ide
Historia CortaSekumpulan cerita member Rebellion Id, yang dibuat saat kegiatan bedah ide.