Adzan subuh telah berkumandang dan matahari masih berada di tempat persembunyiannya. Seorang gadis muda nan cantik jelita tengah melaksanakan sholat subuh dengan khusyuk di dalam kamarnya. Nama gadis itu adalah Aliya Shakaela Zanitha, wanita karir yang selalu berpakaian modis. Meskipun begitu, Aliya adalah seorang gadis yang sangat ramah dan berbudaya.
Setelah selesai sholat subuh, dia turun ke dapur dan melihat ibunya tengah memasak sarapan.
"Aliya bantuin ya, Bun," ucapnya menawari.
"Nggak usah, mending kamu siap-siap aja. Sebentar lagi mesti ke kantor, kan?" tanya Arumi.
"Nggak apa-apa, biar Aliya bantu."
"Yaudah kalo gitu kamu tolong cuci sayurnya, ya!" titah sang ibunda.
Aliya mengangguk lalu segera mengerjakan perintah ibunya.
***
Aliya memasuki kantor yang sudah mempekerjakannya selama satu tahun belakangan ini. Selain sebagai staf kantor di Divisi Pemasaran, Aliya juga berprofesi sebagai model busana muslim.
Senyum ramah yang selalu dia tunjukkan pada setiap karyawan membuat banyak orang suka bergaul dengan Aliya. Dengan balutan hijab yang semakin menambah keanggunannya, juga membuat beberapa karyawan laki-laki segan untuk mendekati dirinya.
Aliya memasuki ruangan tempat dia bekerja, mendudukkan dirinya pada kursi di depan meja kerja yang ukurannya tidak terlalu besar.
Gadis itu mulai fokus pada komputer yang ada di hadapannya dan jari-jemarinya yang lentik mengetik kata demi kata dengan lihai dan cepat. Di samping komputer itu juga terdapat beberapa berkas yang entah apa namanya.
Bel ruangannya berbunyi pertanda ada yang hendak masuk.
"Masuk aja," ucap Aliya tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer.
"Ini Bu, diminum tehnya," ucap seorang anak magang yang mengantarkan minuman padanya.
Aliya menoleh lalu tersenyum ramah. "Kan saya udah bilang jangan panggil ibu," ucap Aliya dengan senyuman yang semakin mengembang.
"Eh iya maaf, Kak. Udah terbiasa sama staf lain manggilnya ibu." Anak magang itu terlihay canggung dengan Aliya.
"Nggak usah canggung gitu kalo sama saya. Bawa santai aja, oke? Btw makasih ya tehnya." Aliya mecoba mengubah suasana di ruangan itu.
Gadis itu mengangguk lalu keluar dari ruangan Aliya. Sedangkan Aliya kembali fokus pada pekerjaannya.
***
Ting nong
Ting nong
"Assalamualaikum," ucap seseorang di luar pintu rumah.
"Waalaikumsalam, iya tunggu sebentar!" Arumi; Bunda Aliya mulai berlari kecil menuju sumber suara.
"Eh Pak Rafi, Bu Desy, Nak Dzaki, ayo silahkan masuk." Arumi dengan ramahnya dan mempersilakan keluarga Dzaki untuk duduk.
"Sebentar saya panggilkan ayahnya Aliya dulu," ucap Arumi.
Ayah Aliya yang bernama Hamdan itu pun segera menemui Dzaki dan keluarganya.
"Jadi begini, karena kita sudah sepakat untuk menjodohkan Aliya dengan Dzaki dan berhubung keduanya menerima perjodohan ini, hari ini kami datang ke sini untuk bertemu dengan Aliya sekaligus membahas rencana pernikahan mereka," ucap Rafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiblat Cinta [LENGKAP]
SpiritualMenikah dengan sepupu sendiri mungkin adalah hal yang sangat tabu di masyarakat. Tetapi, itulah yang terjadi pada Agrata Razzan Rahmatullah dan Aliya Shakaela Zanitha yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahpahaman. Sifat yang sangat jauh berbeda...