[004]

7.1K 320 0
                                    

KELLDY melangkahkan kakinya masuk melewati gerbang yang sangat besar ke dalam istana Lucifer.

Dia berjalan dengan santai tanpa gangguan hingga suara seseorang yang amat dirinya kenal membuat dia terdiam, dadanya bergemuruh.

"Kelldy."

Kelldy berbalik dan terkejut saat mendapati seseorang yang sangat ia benci. "Luvin?"

Seorang laki-laki dengan jubah bewarna hitam tanpa daleman yang memerkan dadanya yang bidang serta bekas luka yang ada di dadanya, dan laki-laki itu juga mengenakan celana hitam longgar. Luvin mendekat ke arah Kelldy perlahan.

Kelldy masih diam tak bergerak hingga jarak keduanya tinggal beberapa meter.

Kelldy mengernyit saat melihat bekas luka di wajah Luvin yang memanjang dari dahi hingga ke bibirnya, sangat panjang melewati matanya yang tertutup dan ada bekas luka di sana.

"Kau pasti terkejut dengan matakukan?" Suara itu membuat Kelldy kembali membeku.

"Apa maumu kembali? Tidak puaskah kau merebutnya dariku? Apakah sekarang kau akan membunuhku?" Kelldy melancarkan pertanyaan yang bahkan belum tentu benar adanya seperti itu.

Luvin terdiam lalu menatap sendu. "Kau masih menyalahkanku? Bukan aku yang--"

"Lalu siapa? Lalu siapa yang membunuhnya? Membuat dia pergi selamanya dariku hingga tak bisa kubangkitkan?"

"A-aku tidak bisa--"

"Selalu kau berkata seperti itu, padahal aku dan kau sudah hampir lima tahu tak bertemu... tapi kau masih tidak mau mengakui jika kau yang membunuhnya. Hebat." Kelldy berkata dengan geram menahan kemarahan.

Rambutnya memutih, matanya berubah menjadi coklat terang, anehnya Kelldy tidak merasa sakit tapi jantungnya bahkan tidak berdetak.

Kenapa tidak terasa sakit? Batin Kelldy bingung.

"Kau tak merasa sakit Kelldy?" Tiba-tiba Luvin berkata seakan-akan tahu apa yang sedang Kelldy rasakan.

"Kau... bagaimana--"

"Aku yang membuatmu tidak merasa sakit," ujar Luvin pelan. Rambutnya yang bewarna biru terang itu sedikit bersinar. Matanya yang tadinya tertutup sekarang terbuka dan berubah menjadi coklat gelap.

Kelldy terkejut saat melihat Luvin merintih kesakitan. Tanpa berpikir Kelldy langsung menghampiri sahabat lamanya itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Aku tak mengerti." Kelldy berkata sambil menatap Luvin.

"Hahh... tenangkan dirimu, maka kau akan mengerti." Kelldy mengernyit tapi tetap mengerti.

Dia menarik nafas lalu menghembuskannya secara pelan. Lalu perlahan matanya kembali menjadi bewarna merah darah dan rambutnya kembali menjadi coklat gelap.

Luvin tenang dan dia berdiri dengan dibantu Kelldy. Keduanya canggung, hingga suara Luvin memecah kehengingan.

"Aku harus pergi, nanti, suatu saat kita akan bertemu lagi." Lalu dengan kecepatan kekuatan para kaum werewolf Luvin melesat pergi.

Luvin Leccione, sahabat lama Kelldy yang sekarang menjadi musuh Kelldy. Hanya Luvin bukan kaumnya.

"Aneh... aku masih tidak mengerti." Gumam Kelldy yang sepertinya benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

---

Angin malam ini berhembus sangat kencang, apalagi badai salju yang terjadi di bagian kerajaan Lucifer membuat siapapun yang ada di dalam tidak dapat keluar.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang