[039]

2.4K 124 12
                                    

Di dalam kegelapan gadis itu kembali terbangun dari tidur panjangnya. Gadis berambut pirang dengan ujung-ujung rambutnya bewarna hitam itu mulai membuka mata dan melihat ke arah kanan dan kiri secara berulang-ulang, lalu gadis itu kembali mengela nafas saat sadar jika dia masih berada di tempat yang sama.

Gelap.

Sepi.

Tidak ada tanda kehidupan.

Hampa.

Kosong.

Selalu seperti itu dan dia sadar jika dia memang selalu sendiri. Tidak akan ada yang peduli dengannya juga jikalau ada yang bersamanya.

Samar-samar gadis pirang itu mendengar ada seseorang seperti memanggil nama seseorang. Dia berpikir apa itu namanya?

Gadis itu tidak tahu, tapi ingin tahu. Dia tidak mau jika dirinya sendiri seperti terjebak dalam ruangan hampa tanpa jiwa seperti saat ini.

Gadis itu berjalan dan berteriak, tapi sayang suaranya tak keluar sama sekali. Itu semua membuat gadis itu meraung dalam diam, dia tak bisa bersuara. Tetes air mulai berjatuhan, dia menangis.

****

"Kellyn!"

Teriakan keras itu menyentak Kellyn dan langsung menoleh ke sumber suara alias teriakan yang memanggil namanya itu.

Dia menatap Kelldy yang sekarang balas menatapnya khawatir. Kellyn baru sadar jika kedua pipinya basah dengan air mata yang entah tanpa ia sadari telah keluar.

"Astaga," gadis itu bergumam pelan sambil menghapus jejak-jejak air matanya.

"Kau kenapa sayang?" Tanya Kelldy menatap Kellyn khawatir. "Apa kau merasakan sakit? Atau--"

"Aku tak apa," potong Kellyn cepat-cepat, "tenang saja."

Kelldy menghela nafas pelan, "Jangan bohong kepadaku Kellyn, kau selalu tahu jika kau telah berbohong kepadaku."

Kellyn menghela nafas lalu mendekatkan wajahnya ke arah suaminya lalu menempelkan bibirnya di bibir Kelldy. Kelldy tersentak lalu langsung menarik dengan wajah marah sekaligus malu sendiri.

"A-apa yang kau lakukan!?" Kelldy membentak kesal sambil menempelkan lengannya di wajahnya yang memerah.

Kellyn terkekeh geli sendiri, "Mencium dirimulah," ujar Kellyn sambil mengalungkan tangannya di leher Kelldy lalu menarik tangan Kelldy dari wajahnya lalu kembali mencium bibir Kelldy.

Kelldy kembali terdiam, wajahnya kembali memerah. Dia senang tapi juga curiga, dia sangat tahu jika Kellyn bukan gadis yang suka menggoda.

Kellyn menarik kembali wajahnya lalu menyentuh bibir Kelldy. "Ayo, ber-cin-ta."

Kelldy hendak menolak tapi dalam hatinya suatu keyakinan sendiri bahwa Kellyn tidak mungkin melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan. Untuk saat ini saja dia akan melakukannya, bersama Kellyn, wanita yang sangat ia cintai.

"Ayo, tapi maaf saja jika nanti sangat sakit," ujar Kelldy sambil menarik pita gaun Kellyn secara perlahan, "karena kau yang menggoda, maka kau harus menahan rasanya. Baby."

Kellyn terkekeh lalu mereka menepis jarak antara mereka. Sekarang yang ada di benak Kellyn hanya meminta maaf, dia tahu dia salah.

Maafkan aku.

****

Carlos menghela nafas secara perlahan, dia berjalan pelan menyusuri istana untuk mulai mencari apa yang telah disembunyikan oleh Zen dan yang lain dari dirinya.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang