Darvo menebas setiap kepala mayat hidup yang mendekat ke arahnya. Dia berdecak lalu berkacak pinggang dan menatap ke arah semua zombie yang ada dengan pandangan setengah kesal juga.
Pasukannya hampir menghabisi setengah dari para zombie tapi sayangnya tetap saja, mayat-mayat hidup itu tak ada habisnya sama sekali.
"Yang Mulia, apakah kita tidak langsung membakar semuanya saja?" Tanya Letnan menatap ke arah Darvo.
Darvo beralih ke arah sang Letnan lalu langsung menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak! Mereka hanya bisa mati jika kepalanya dihancurkan, jadi kita harus membunuhi mereka satu-persatu," ujar Darvo pelan. "Sepertinya kita baru tahu ini, mereka para vampir mempunyai jantung. Hanya saja berbeda dari jantung para manusia."
"Maksudnya Yang Mulia?" Letnan langsung menebas sepuluh kepala zombie sekaligus hingga cipratan darah terciprat ke mana-mana.
"Maksudnya adalah, mereka punya jantung tapi tak berdetak sama sekali," jelas Darvo menatap Letnan.
"Kalau begitu akan sulit," gumam Letnan. "Kita akan bekerja mengulur waktu Darvo."
"Eh? Yah... untuk sekarang aku memperbolehkanmu bermain sesuka hati, yang peting kembali dengan selamat!" Teriak Darvo saat melihat Letnan Rasc sudah menjauh dengan menebas berpuluh-puluh kepala mayat hidup.
"Sekarang," gumam Darvo menatap gerombolann zombie yang sekarang mulai mendekat ke arahnya. "Waktunya adengan darah bukan?"
"Wahai penguasa kegelapan, kehidupanku dalam kegelapan, aku memanggilmu dengan darah hitam iblisku. Bangkitlah pedang hitamku!"
Muncul sebuah pedang hitam gelap dengan corak merah di mana-mana. Darvo menggenggam erat pedang itu lalu tersenyum kecil.
"Baiklah, ayo mulai!"
*****
Kiezi hanya menatap dari kejauhan saat Darvo dan pasukannya terus melawan mayat berjalan dengan kekejaman tingkat iblis. Apalagi wajah Darvo yang sekarang penuh darah.
"Pedang hitam? Darvo sudah memilikinya? Padahal belum lama jadi Raja bukan?" Jonathan bergumam pelan.
"Sebenarnya tidak mudah untuk mendapatkan pedang hitam milik penguasa Iblis. Tapi," ujar Kiezi menggantungkan kalimatnya di udara, "tidak mudah juga mendapatkan pedang milik penguasa vampir, pedang perak."
"Apa hanya bangsa Iblis dan vampir yang punya pedang spesial?" Tanya Luvin tiba-tiba.
"Semua bangsa punya, tapi pastinya mereka jarang menggunakan pedang itu," jawab Jonathan datar sambil terus menatap Darvo yang terus-menerus menebas dengan pedang hitam.
"Kenapa?"
Jonathan dan Kiezi menatap ke arah semuany lalu menghela nafas pelan. "Pedang-pedang itu memakan darah serta jiwa milik pemegang atau lebih tepatnya pemiliknya."
"Sekarang siapa yang memegang pedang itu?" Tiba-tiba Lovio dan Kelldy bertanya serempak.
Jonathan dan Kiezi tersentak pelan lalu berbalik dan mulai bersiap-siap untuk melompat. Sesuai rencana, saat Darvo dan pasukannya melawan para mayat hidup mereka akan menuju ke tempat Logard.
"Kalau kalian sudah tahu pasti kalian terkejut," gumam Kiezi pelan.
"Heh! Jonathan kau kan tidak i--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔
VampireBook #2 BLOOD Series (Completed) Book #3 BLOOD Series (Completed) [18+] Sebuah suara yang membuat sebuah ramalan. Entah sebuah ramalan yang benar atau tidak. Semua yang terjadi di dunia mahkluk astral, di sebuah kota bernama Lucifer City. Penuh...