[032]

3.2K 162 5
                                    

"Luvin, cepat buat dimensi," ujar Kiezi datar sambil merobek gaun panjangnya hingga bagian lututnya.

Kelldy dan Kellyn terkejut saat melihat kaki jenjang Kiezi seperti penuh tatto. "Tatto?

Kiezi melirik ke arah Kelldy dan Kellyn yang barusan mengatakan sesuatu. Dia hanya diam lalu menghela nafas pelan, Kiezi melangkah dan berjalan mendekat ke arah Zavier yang sekarang dibopong oleh Luvin.

"Kau buatlah ruang dimensi, biar aku yang menjaga Zavier," ujar Kiezi. "Kenapa keadaannya bisa seperti ini? Sungguh menyebalkan."

"Kiezi," gumam Jonathan pelan, "aku merasakan hawa aneh, Luvin cepatlah, kita harus cepat."

"I-iya."

Luvin segera membuka dimensi dan semuanya langsung masuk ke dalam. Setelah mereka semua menghilang tiba-tiba sebuah asap hitam muncul. Seseorang keluar dari asap itu.

"Kita terlambat ayah," ujar seorang gadis berambut hitam gelap dengan jubah yang bewarna hitam juga.

"Sudahlah itu tidak penting," balas sang ayah. "Lebih baik kita cepat."

"Baik ayah," balas gadis itu lalu mereka berdua menghilang secara cepat.

***

Zen dan Kiezi berpelukan dan mendarat dengan mulus tanpa ada kesulitan sama sekali, Zavier yang sekarang dibopong oleh Luvin juga baik-baik saja tapi belum sadar, Gilara yang digendong oleh Lovio juga biasa saja. Lovio mendarat sangat mulus.

Sedangkan sang tokoh utama--Kelldy melompat dengan keadaan mengenaskan. Dengan kepala laki-laki itu yang duluan mendarat baru badannya, masih untung Kellyn baik-baik saja.

"K-Kelldy, kau baik-baik saja? Kok malah kepala dulu yang mendarat?" Gumam Kellyn sambil membantu Kelldy berdiri.

Semua memandang Kelldy aneh, aneh karena selalu Kelldy yang mendapat masalah seperti ini.

"Hah... sejak kapan kau meletakkan ruang dimensi di atas langit dan jauh dari tanah?" Gumam Kelldy sambil menyentuh puncak kepalanya serta merintih pelan.

"Hah... itu sih kau saja yang bodoh," balas Luvin datar sambil merebahkan tubuh Zavier di tanah.

"Kenapa Zavier tiba-tiba pingsan begini?" Gumam Kelldy.

Kelldy berjalan mendekat ke arah Luvin dan Zavier yang terbaring. "Oh iya, kenapa kita lari dari kastil?"

"Karena ada aura negatif di sana," suara amat lembut itu menjawab pertanyaan Kelldy tiba-tiba. Semua memandang ke arah Kellyn yang terdiam.

"K-Kellyn?" Kinan bergumam pelan dengan tatapan tak percaya.

Kellyn mendongak dan menatap semuanya dengan wajag bingung. "T-tadi aku berbicara apa?"

"Ada keanehan," gumam Kiezi pelan. Dia berdiri dan berjalan menuju ke tengah hamparan luas penuh rumput. Dia menutup mata dan tiba-tiba semua menjadi hitam.

"A-apa yang terjadi?" Gumam Zen pelan sambil menatap Kiezi yang ada di tengah hamparan luas itu.

"Apa ini?" Jonathan menarik Kinan mendekat.

Lovio melingkarkan lengannya di pinggang Gilara. "Jangan jauh-jauh dariku."

Luvin menatap ke sekeliling, dia kembali membopong tubuh Zavier. Sedangkan Kelldy memeluk erat Kellyn.

Langit yang gelap secara tiba-tiba itu seperti membelah dan dua sosok yang menggunakan jubah hitam keluar. Kiezi, Zen, Kinan, dan Jonathan membalalakan matanya terkejut.

"Delia?"

"Hans?"

Ya, dua sosok itu adalah Hans dan Delia. Dua orang yang dulu berhasil, hampir menghancurkan semuanya.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang