[005]

6.8K 300 5
                                    

"APA? Jadi Luvin memberi pesan pada bunda untuk mengizinkan dia tinggal di sini?" Teriak Kelldy histeris juga kebingungan.

Kiezi menghela nafas lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Ya, jadi karena kau dan Luvin belum berbaikan, padahal kaum kita dan kaum werewolf tidak mempunyai masalah. Jadi aku menerima saja, aku juga ingin tahu apa yang diinginkan oleh pangeran werewolf itu," ujar Kiezi datar tanpa nada sama sekali walau kata-kata yang dia keluarkan cukup panjang.

Kelldy menunduk lalu mengangkat kepalanya lagi. "Tadi, sebelum badai salju terjadi, Luvin datang padaku."

"Lalu?" Kiezi menopangang dagunya dengan tangan kanan.

Hanya Kiezi saja yang menatap datar. Zen, Jonathan, dan Kinan menatap dengan tatapan serius.

"Saat itu aku tidak bisa menahan emosiku, rambutku menjadi putih, dan aku yakin jika mataku pasti berubah warna menjadi coklat terang karena aku saat aku melihat penglihatanku buram. Tapi--"

"Jantungmu tidak berdetak dan tak terasa sakit?" Kiezi lebih dahulu memotong membuat semua perhatian tertuju pada Kiezi.

"Kau juga sudah tahukan Zavier?" Tanya Kiezi degan nada sinis, "oleh karena itu wajahmu datar dan tidak peduli," lanjutnya.

Zavier menghela nafas, dia lagi-lagi kalah dari bundanya yang kejam dan dingin itu.

"Ya bunda."

"Bagaimana kalian tahu--"

"Bau," jawab Kiezi dan Zavier bersamaan. "Baumu dan bau Luvin itu berbeda, dia memindahkan rasa sakit milikmu padanya lalu mengembalikannya menjadi kekuatan pada dirimu."

Kelldy terdiam, otaknya bekerja untuk mencerna perkataan Kiezi dan juga Zavier.

"Kau mengerti Kelldy?" Tanya Zavier yang sepertinya tahu jika saudaranya itu masih belum mengerti.

"Jadi Luvin membuat rasa sakit milik Kelldy berpindah padanya tapi tidak dengan perubahan rambut serta matanya?" Zen lebih dulu bertanya.

Kiezi mengangguk. "Iya, dia seperti menarik setengah energi manusia Kelldy yang hidup lalu mengembalikannya perlahan dalam bentuk kekuatan saat--"

"Emosi Kelldy stabil kembali?" Tebak Zavier dengan kata berbinar.

"Ya, jadi jika Kelldy terus-menerus tidak bisa menahan emosinya dan Luvin terus memindahkan sakit itu dalam bentuk kekuatan mungkin saja Kelldy akan menjadi vampir setengah iblis, bukan vampir setengah manusia," ujar Zavier sangat bersemangat bukan menjadi dingin seperti biasa.

"Tapi Luvin tidak bisa melalukan itu terus-menerus," ujar Kiezi membuat semua orang mengernyit kecuali Kelldy yang masih diam tak bergerak.

"Kenapa?"

"Luvin bisa mati, karena energi manusia itu bukan berasal darinya. Tapi dari Kelldy," ujar Kiezi lagi.

"Begitu? Jadi tetap saja sulit jika harus membuat paksa rasa sakit Kelldy berpindah kepada Luvin," gumam Zavier menjadi datar kembali.

"Kapan dia akan kemari bunda?" Tanya Zavier pelan.

"Dua hari lagi," ujar Kiezi pelan.

"Jadi bukan besok?" Tanya Zavier heran.

"Di surat itu tertulis jika dia akan datang dua hari lagi, tapi jika dia tidak ada masalah dia akan datang besok, jadi aku sudah mempersiapkan kamarnya yang dulu saat dia masih kecil dan sering datang kemari," ujar Kiezi.

"Jadi semuanya sudah siap bun?" Tanya Zavier lagi.

"Ya, oh iya Kinan bagaimana dengan pangeran Lovio? Apakah anakmu itu baik-baik saja?" Tanya Kiezi pelan.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang