Kelldy terdiam menatap ke arah Luvin yang menatapnya tajam. Dia menghela nafas lalu menjitak kepala Kelldy keras.
"Aduh!" Kelldy mengerang kesakitan dia mengusap kepalanya pelan dengan mulut mengerucut kesal.
"Apa yang kau lakukan!? Kenapa memukul kepalaku?" Tanya Kelldy sebal.
Luvin menghela nafas secara pelan. "Kau... kau cobalah untuk menahan nafsu dalam dirimu itu!" Teriak Luvin kesal setengah mati.
"Da-dari mana kau tahu? Kamu mengintip!?" Balas Kelldy dengan wajah yang memerah hingga ke telinga.
Luvin menjatuhkan rahangnya, dia menghela nafas kasar. "Aku bisa merasakan kepuasaan dalam dirimu Kelldy, aku bisa merasakan perasaan dalam dirimu."
Kelldy terdiam lalu menghembuskan nafasnya secara pelan. "Memang kenapa?"
"Eh?"
"Memang kenapa? Memang kenapa jika aku memuaskan diriku?" Tanya Kelldy ke arah Luvin tak suka.
"Kau tak bisa berpikir logis ya?" Tanya Luvin datar.
"Hah!?"
"Kau memang benar-benar bodoh, sangat-sangat bodoh sampai-sampai aku tak tahu caranya menghilangkan kebodohanmu itu," ujar Luvin datar.
"A-aku tak mengerti maksumu! Apa maksudmu Luvin!?" Kelldy bertanya dengan suara keras karena sangat kesal.
"Kalau kau tak bisa menahan nafsu keinginanmu untuk memuaskan dirimu...," ujar Luvin menggantubgkan kata-katanya. "... kau akan membahayakan Kellyn untuk kedua kalinya."
*****
Kelldy menghela nafas pelan, dia menatap Zavier merasa bersalah. Dia berjalan mendekat ke arah balkon lalu menepuk pundak Zavier hingga laki-laki bersurai putih itu tersentak.
Dia menoleh ke arah Kelldy lalu menghela nafas perlahan. Lalu menoleh ke arah lantai kembali dengan tangan bergelantungan antara kedua kakinya.
"Zav--"
"Aku sedang tidak ingin diganggu Kelldy," potong Zavier membuat Kelldy terdiam.
"Oh... hahaha, i-iya. A-aku tidak tahu, maaf ya," ujar Kelldy seraya tersenyum kecil lalu berbalik berniat keluar. Tapi suara isakan kecil membuat Kelldy terdiam.
Dia menoleh ke arah Zavier yang menunduk sedih sambil menahan isak tangisnya. Kelldy tersenyum kecil melihat adiknya itu.
"Aku baru tahu rasanya kehilangan seorang yang kita cintai," ujar Zavier pelan dengan kepala menunduk dalam. "Sakit, rasanya seperti ditusuk oleh beribu pisau."
Kelldy mengerjapkan matanya lalu menjatuhkan rahangnya ke bawah. "K-kau mencintai Ze-Zenna!?" Teriak Kelldy ke arah Zavier yang masih menunduk.
Zavier tak menjawab memilih diam, dirinya malas jika meladeni seorang kakak yang sangat bodoh seperti Kelldy. Kelldy yang dicuekin lantas kesal langsung menjitak kepala sang adik.
Pletak!
"Aduh! Apa-apaan kau hah!?" Zavier membentak sebal ke arah Kelldy yang menatapnya datar.
"Kau... terlalu bodoh Zavier," ucap Kelldy pelan sambil duduk di sebelah Zavier dan membalikkan tubuh Zavier ke arahnya.
Zavier menatap ke arah kakaknya lalu menunduk pelan. "Kak," panggil Zavier tiba-tiba membuat Kelldy membelalakan matanya.
Dulu Zavier memang sering memanggilnya dengan sebutan 'Kak' tapi saat sudah beranjak dewasa Zavier tidak lagi memanggilnya dengan sebutan itu. Katanya seperti anak manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔
VampireBook #2 BLOOD Series (Completed) Book #3 BLOOD Series (Completed) [18+] Sebuah suara yang membuat sebuah ramalan. Entah sebuah ramalan yang benar atau tidak. Semua yang terjadi di dunia mahkluk astral, di sebuah kota bernama Lucifer City. Penuh...