Yey! Sudah sampe chapter 20! Aku enggak nyangka bisa sampai sini lagi.
****
"Jadi Kelldy adalah anak dari Kiezi Lucifer?" Helen yang duduk di sebelah timo dengan kaki tertutup gaun panjang dan menatap datar ke arah Kellyn yang menunduk.
"Iya, dia anak sulung dari Kiezi Lucifer dan Zenard--"
"Dia menikah dengan Zen?" Potong Helen setengah terkejut.
"I-iya." Kellyn menjawab pelan juga karena takut.
Kellyn menunduk, cahaya di jendela sangatlah remang. Cahaya yang ada di ruangan itu sangat kecil. Gadis berambut ungu itu hanya bisa diam dan tak bisa apa-apa.
"Kau... vampir rendah bukan?" Tanya Helen sedikit sinis.
"I-iya."
"Kenapa kau bisa bersama seorang Pangeran?" Tanya Helen lagi sinis.
"I-itu...," gadis itu bingung cara menjelaskan tentang bagaimana bisa dia bersama dengan Kelldy yang seorang Pangeran.
"Kau tak ingin menceritakannya?" Tanya Helen tidak suka.
"Maaf, itu tidak bisa aku katakan pada siapa pun." Kellyn menjawab pelan sambil terus menunduk dan menatap pedang yang ada di pangkuannya.
Helen menatap tidak suka ke arah Kellyn yang terus menunduk dan terlihat ketakutan setengah mati. Gadis itu menatap Kellyn seperti ingin membunuhnya.
"Kiezi itu pembunuh loh," ujar Helen datar membuat Timo menoleh dan menatap tajam ke arah nonanya itu.
"He--"
"Jangan menghalangiku Timo!" Sentak Helen tajam ke arah vamore miliknya.
Timo bungkam dan memilih mengarahkan pandangannya ke arah lain. Dia paling malas kalau Helen sudah bertindak di luar dugaannya.
"Apa maksudmu?" Tanya Kellyn curiga.
"Kau lihat kedua kakiku?" Helen menunjuk kedua kakinya yang buntung. "Kedua kakiku buntung karena ulah vampir kejam itu. Semua teman-temanku juga mati karena dia!"
"Helen hentikan ucapanmu!" Bentak Timo sambil menarik Helen sedikit ke arahnya.
"Maaf jika aku perkataanku ini lancang, tapi sepertinya otak anda sudah diisi oleh kejahatan." Kellyn menatap berani ke arah Helen. "Bunda tidak pernah jahat pada siapa pun, bahkan padaku dan Zenna pun tidak!"
"Pembohong!" Balas Helen tidak terima.
"Aku tidak berbohong, bunda adalah vampir yang baik." Kellyn berkata dengan nada yang ditekan karena kesal.
"Ck. Kau sudah terpengaruhi oleh dirinya yang sangat kejam," ujar Helen sinis.
"Terserah padamu... setahuku sekejam-kejamnya bunda. Dia tidak pernah membunuh vampir lain tanpa ada alasan." Kellyn berkata sangat yakin.
"Kau tahu apa? Memangnya kau siapanya Kiezi?" Helen bertanya dengan nada meninggi.
Kellyn menatap kesal. "Aku anaknya, aku adalah istri dari Pangeran Kelldy!" Sentak Kellyn dingin.
"A-apa?" Timo tampak terkejut sedangkan Helen tampak marah karena tidak menyangka jika vampir yang ada di depannya adalah istri dari seorang vampir bangsawan.
"Kau, dasar perempuan jalang."
*****
Zavier berdecak lalu menebas kembali kepala musuhnya secara cepat. "Lama sekali Luvin membawa bantuan."
Zavier berlari dan bersembunyi di belakang pohon yang batangnya sangat besar. Dia menghela nafas dan terkejut saat tiba-tiba ada yang menepuk bahunya.
"Astaga!" Teriak Zavier sambil menoleh lalu mendengus pelan.
"Dari mana kau? Aku kira kau mati tahu tidak!?" Sengak Zavier kesal ke Kelldy yang hanya nyengir.
"Aku habis membawa Kellyn dan dua pasangan vampir dan vamore ke goa persembuyian. Itu saja," ujar Kelldy sambil berjongkok.
"Mereka itu mayat hidupkan? Seperti seorang zombie saja. Mereka juga sepertinya hanya mengincar keluarga Lucifer." Kelldy berkata sambil sedikit menoleh ke arah lain, ke arah mayat hidup yang berjalan.
"Sepertinya mereka adalah pasukan serigala yang dihidupkan kembali dengan kekuatan iblis," gumam Zavier pelan.
"Tapi siapa coba yang membangkitkannya?" Gumam Kelldy pelan sambil mendengus karena kesal.
"Mungkin hanya satu yang bisa membantu kita," ujar Zavier pelan.
"Aku juga berpikir sama, kita tidak bisa menggunakan rantai kita karena mereka akan langsung mengetahui jika rantai itu milik kita," ujar Kelldy menatap ke arah Zavier.
"Ya memang benar, jadi mungkin saja kita bisa meminta bantuan seseorang yang bukan merupakan target mereka," gumam Zavier pelan.
"Hah... baiklah aku khawatir jika kaum mereka tidak mau membantu," gumam Kelldy pelan.
"Sama aku juga khawatir soal--"
"Zav awasssss!" Teriak Kelldy sambil menangkis pedang yang tiba-tiba meluncur ke arahnya.
"Ck. Sial, kenapa jadi perkumpulan mayat hidup begini sih?" Gumam Kelldy sambil memegang erat pedang miliknya sedangkan Zavier menggunakan rantainya. Dia tidak bisa menggunakan pedang jadi dia hanya bisa menggunakan rantainya.
"Hoi, apa ini ahkir hidup kita?" Kelldy berbisik pelan merasa kesal sendiri.
"Tidak tahu, tapi mungkin iya. Sudahlah tidak perlu ngelantur segala," ujar Zavier merasa kesal dengan kakaknya.
"Haha, maaf saja aku memang suka--"
Tiba-tiba suara lolongan serigala membuat kedua berhenti mengobrol dan menoleh ke sumber suara. Kelldy melotot saat melihat Luvin dalam bentuk serigala dan Lovio di atasnya menggerutu sebal.
Lovio turun lalu menebas kepala serigala tanpa pandang bulu karena menghalangi jalan. Sesampai di tempat Kelldy dan Zavier berdiri, lelaki berambut hijau gelap yang sedang dikuncir itu menatap kesal ke arah Kelldy dan Zavier.
"Kau tahu temanmu itu hampir saja membunuhku," gumam Lovio sambil menebas kepala manusia serigala yang ada di sana dengan santai tanpa rasa bersalah. Pakaian miliknya pun sudah terkena darah serigala itu.
"Kau... ah iya! Lovio, kau anak dari Paman Jon'kan?"
"Hm," hanya gumaman yang dikeluarkan oleh lelaki berambut hijau itu.
"Ya, boleh aku ber--"
"Nanti saja," potong Lovio datar. Dia menebas kembali kepala serigala di depannya. "Saat ini kita bisa saja mati."
****
VNTA
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔
VampireBook #2 BLOOD Series (Completed) Book #3 BLOOD Series (Completed) [18+] Sebuah suara yang membuat sebuah ramalan. Entah sebuah ramalan yang benar atau tidak. Semua yang terjadi di dunia mahkluk astral, di sebuah kota bernama Lucifer City. Penuh...