[008]

5.1K 254 1
                                    

KELLDY mengerjapkan matanya dan langsung duduk saat sadar jika dia ketiduran. Dirinya menggerutu karena ketiduran satu ranjang dengan Kellyn pula. Walau dirinya dan Kellyn pasangan tetap saja Kelldy tidak pernah nyaman jika tidur satu ranjang, walau beberapa hari ini dia sering kali tidur berdua di ranjang yang sama.

"Hah... menyebalkan," gumam Kelldy seraya menolehkan kepalanya menatap ke arah Kellyn yang masih tertidur pulas di ranjang.

Kellyn, gadis vampir yang derajatnya sangat rendah. Gadis berambut cerah dan indH itu.

"Sial, ini sudah sore. Aku harus segera ke balai kota. Sial!" Kelldy menggerutu kesal.

Kelldy langsung turun dan mengambil jubah kerajaan dan melesat keluar meninggalkan Kellyn yang masih ada di dalam kamar.

Kelldy berlari cepat ke lantai bawah dan berdecak saat melihat adengan yang tidak seharusnya dirinya lihat.

"Apa-apaan mereka? Mereka berciuman di sini? Benar-benar gila," gerutu Kelldy yang melihat adengan ciuman antara Jonathan dan Kinan.

Kelldy langsung melesat cepat keluar dari daerah koridor istana dan menuju ke tempat seharusnya dia berada dan bersiap-siap mendapat omelan dari bundanya.

Setelah melewati daerah kota dan perkumpulan festival di kota dia langsung tiba di sebuah area yang sangat luas. Di depan sebuah gedung dengan pintu bewarna emas dan penuh degan ukiran itu dia berjalan masuk dan dirinya dibukakan pintu oleh penjaga yang ada di depan sana.

Kelldy melangkahkan kakinya santai dan tanpa halangan hingga dia menemukan seorang gadis tidak lebih tepatnya seorang perempuan dengan balutan gaun bewarna hitam gelap dan mahkota yang menandakan bahwa dia adalah ratu. Kiezi sedang duduk di atas kursi dan menatap ke arah meja lalu mendongakkan kepalanya menatap tajam ke arah Kelldy.

"Apa yang kau lakukan hm? Bukannya aku bilang hanya sampai pukul setengah tiga bukan hingga pukul tujun malam," ujar Kiezi dingin.

"Maaf bunda, aku tertidur." Kelldy berkata dengan nada memelas meminta maaf. Jujur dia lebih memilih berurusan dengan Zen ayahnya yang kadang ketus tapi lembut daripada dengan Kiezi bundanya yang sangat dingin da sepertinya tidak memiliki hati yang cair. Mungkin memang vampir tidak memiliki hati, bundanya ini benar-benar dingin. Sedingin es lebih tepatnya.

"Katakan! Sudah berapa kali kau melakukan kesalahan?" Sembur Kiezi tajam.

"Aku tidak tahu bunda, tapi aku mohon maafkan aku. Aku tidak--"

"Kau sudah sering kali melakukan kesalahan dan terus meminta maaf, itu membuatku kesal! Apa kau mau aku membuatmu sengsara?" Kiezi berucap dengan nada dingin.

"Aku--"

"Sekarang aku ingin bertanya padamu!" Bentak Kiezi, "aku akan memberimu pilihan,"

Kelldy hanya diam dan tak berani bersuara. Dia memang sudah menyiapkan mental.

"Pilihan pertama, kau turun dari jabatan dan bawa istrimu itu keluar kota," ujar Kiezi tajam dan Kelldy tergangga.

"Pilihan kedua, kau menjadi pangeran dan kau tak boleh melakukan kesalah. Jika kau melakukan kesalahan maka kau akan mendapat hukuman, yaitu aku akan mengasingkanmu di gua Alvard," ujar Kiezi dan sepertinya Kelldy berminat dengan pilihan kedua.

"Pilihan ketiga, kau tetap tinggal di istana tapi kau menjadi raja dan jika kau melakukan kesalahan maka aku akan membuangmu dari dunia vampir menuju dunia manusia alias bumi!" Kelldy merasa dirinya akan mati.

"Dan pilihan yang keempat kau menjadi raja dengan ratumu Kellyn dan jika kau melakukan kesalahan maka kau akan aku bebaskan dari jabatanmu dan diasingkan ke gunung Overave."

"Pilih dan aku akan mengampunimu!" Tajam Kiezi.

"Aku memilih kehidupanku saat ini bunda, aku tidak mau memilih di antara keempat pilihan yang kau berikan," jawab Kelldy mantap.

Kiezi sedikit terkejut lalu menjadi datar kembali dan tersenyum kecil. "Kadang aku berpikir kau bukan anakku, tapi nyatanya kau persis dengan Zen yang artinya kau anakku."

Lalu Kiezi melesat pergi meninggalkan Kelldy yang tergangga. Lalu Kelldy terkekeh, baru kali ini.

"Hahaha... baru kali ini aku senang dipuji orang. Apalagi dia yang memujiku." Kelldy bergumam dan dia sadar jika air mata miliknya sudah menetes.

"Sial aku seperti anak kecil."

***

VNTA
BAGAIMANA?
ADA YANG GREGET SANA KIEZI?

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang