[036]

2.9K 153 7
                                    

Zen berjalan pelan di lorong Istana dengan sangat pelan sambil sesekali menggerutu karena jubahnya membuat dia hampir tersandung. Zen memilih turun tahta dan memberikan kekuasaan kerajaan kepada Kelldy sesuai kemauan Kiezi.

Zen mengernyit saat melihat Arno dan Ezio seperti sedang bertengkar kecil. Dia berjalan pelan ke arah dua orang itu lalu menghela nafas saat mendengar ucapan Ezio bahwa dia akan tetap masuk ke dalam ruangan yang dilarang oleh Ayahnya itu.

"Ezio," panggil Zen yang sepertinya tidak disadari oleh kedua anak itu karena mereka berdua langsung terlonjak dan Ezio langsung bersembunyi di belakang Arno.

Arno mendongak lalu menghela nafas pelan, dia menarik lengan Ezio keluar dari belakang punggungnya lalu berbalik dan meninggalkan Ezio yang sudah berteriak keras meminta bantuan.

Arno hanya diam saat mendengar Zen memarahi cucunya itu. "Itu semua salahmu Pangeran."

***

"Ayah... apa tak ada cara lain untuk membangkitkan bunda selain menunggu ramalan yang tak pasti itu?" Tanya Kelldy menatap Zen yang sekarang duduk di sofa ruangan Kelldy.

"Dengar Kelldy, untuk sekarang Ayah bahkan tidak tahu apa ramalan itu benar adanya atau tidak. Tapi yang pasti--"

"--kita tetap harus menunggu bukan?" Potong Jonathan tiba-tiba yang sudah datang bersama istrinya.

Zen menunduk dalam diam lalu menghela nafas pelan. Dia menatap ke arah langit-langit ruangan yang dulu pernah ia tempat bersama Kiezi yang sekarang menjadi milik Kelldy.

Pintu tiba-tiba dibuka dan empat orang masuk ke dalam dengan langkah tegap. Zavier, Luvin, Lovio, dan Gilara. Mereka masuk secara pelan.

Kellyn berdiri hendak bertanya tapi Zavier langsung menyela pelan. "Belum sadar dan belum ada yang pasti."

Kellyn kembali duduk dan menunduk pelan. Tangannya gemetaran dan terus menghela nafas secara panjang.

"Carlos akan datang pagi ini," ujar Jonathan memecah keheningan yang ada, Zen mendongak. "Bersama Yuina dan anak laki-lakinya."

"Mereka sudah mempunyai anak? Mereka tahu jika Kiezi mati lagi?" Tanya Zen langsung ke arah Jonathan yang menggeleng pelan.

Zen menunduk pelan, "Jangan sampai dia tahu, jika dia tahu akan datang masalah besar nantinya."

"Carlos? Siapa ayah?" Tanya Kelldy sambil bertopang dagu menatap ayahnya dan Jonathan.

Zavier, Kellyn, Gilara, dan Luvin mendengarkan, sedangkan Lovio hanya diam tak berkomentar. Dia sudah mengenal Carlos dan Yuina serta anak laki-lakinya yang bernama Maven.

"Dia adalah teman masa kecil Bundamu itu," jawab Zen pelan. "Dia juga yang pernah membangkitkan Bundamu saat Bundamu sudah mati."

"Jujur saja aku baru tahu Bunda pernah mati," gumam Kelldy dan Zavier berbarengan membuat keduanga mendongak dan saling tatap.

Keadaan kembali hening saat Kellyn tiba-tiba berucap pelan dengan suara amat khawatir. "Kelldy, Arno lagi-lagi berjalan ke arah ruangan milik peti mati itu disimpan."

Kelldy berdecak dan langsung melesat cepat keluar dari ruangan. Kellyn menghela nafas pelan menyentuh keningnya yang terasa berdenyut.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang