[009]

5.1K 252 1
                                    

Kiezi menatap tajam ke arah seekor serigala yang ada di depannya. Tatapannya sangat mematikan tapi tidak membuat serigala itu takut sama sekali.

Serigala yang ada di depan Kiezi malah berjalan mendekat siap menyerang. Tapi serigala itu berhenti saat Kiezi bebicara dengan nada dinginnya.

"Dengar Dast, aku tidak pernah membunuh putrimu. Dia adalah sahabat putraku, jadi aku tidak mungkin membunuhnya," ujar Kiezi dingin.

Serigala yang dipanggil Dast tadi mengerang kesal. Lalu tubuh serigala itu berubah menjadi sosok manusia tampan. Tubuh jangkung dengan rambut coklat gelap serta mata kuning terang.

"Aku tidak percaya Kiezi Lucifer, kau pembohong. Kau selalu membunuh siapapun yang mengusik kehidupanmu. Jadi sampai sekarangpun aku tidak akan percaya!" Balas Dast tajam.

"Ck, mungkin kau salah. Jujur saja aku memang pernah membunuh seorang putri serigala karena kesalahan fatal yang dia perbuat. Tapi dia bukan putrimu, dia adalah putri dari kerajaan serigala Selatan." Kiezi berkata dengan nada dingin.

"Tidak mungkin! Putri dari kerajaan Selatan mati karena dia ikut perang," bantah Dast tidak percaya.

"Terserah padamu Dast, aku tidak peduli. Tapi ingatlah, kesalahan putri serigala yang aku bunuh itu adalah kesalahan sangat fatal. Dia sudah membuat mereka yang segalanya bagiku hilang dan tak pernah kembali lagi!" Tajam Kiezi lalu berbalik pergi meninggalkan Dast yang menggeram kesal.

---

Kellyn mengerang saat turun dari tempat tidur sambil mengelus pelan perutnya yang sedikit membuncit. Dia tidak tahan dan ingin berteriak rasanya.

"Ya ampun, kenapa sesakit ini?" Gumam Kellyn merasa sedih.

Gadis berambut ungu terang itu berjalan perlahan menuju kamar mandi sambil mengelus pelan perutnya.

Saat sudah sampai kamar mandi, dia langsung melepaskan seluruh pakaiannya dan hampir saja berteriak karena bercak hitam yang ada di lehernya hingga bagian dada hampir sampai ke perut bagian pusar.

"Sebenarnya ini kenapa? Kenapa menjadi menghintam begini? Apa aku harus bilang kepada Kelldy atau... bunda?" Gumam Kellyn sedih sambil menahan tangis.

Dia langsung membersihkan diri dan memakai pakaian dalam serta gaun yang menutupi hingga lehernya. Dia tetap ingin menyembunyikan bercak hitam itu.

Gadis itu berjalan dan menuju ke balkon dengan buku di tangannya, kebiasaannya saat bangun pagi dan tanpa Kelldy di sebelahnya. Entah Kelldy ke mana, karena saat dia bangun sore sebelumnya dia tidak melihat Kelldy ada di sebelahnya, hingga malampun tidak.

"Hah... di mana Kelldy? Kenapa aku sangat merindukannya saat ini? Apa aku salah jika mencintainya?" Kellyn berkata dengan nada lirih sambil sesekali meringis karena perutnya terasa keram.

"Kenapa sesakit ini?"" Lirih Kellyn pelan. Dia merasakan rasa sakit di perutnya, perutnya terasa dicabik-cabik dengan benda tajam sampai-sampai dirinya ingin menangis.

Kellyn membuka buku tebal miliknya dan mulai membaca walau tidak begitu berkonsentrasi tapi tetap saja dia akan membaca, karena hanya buku yang bisa membuat dia tersenyum.

Kellyn mendesah berat, dia berdecak lalu menutup buku yang ada di pangkuannya dan memutuskan berdiri untuk menuju ke ranjang, dia ingin tiduran saja. Mungkin saja perutnya akan sembuh, walau diri gadis itu tidak yakin sama sekali.

Kellyn berdiri dan berjalan perlahan menuju ranjang yang berukuran big. Dia menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya lagi, dadanya sesak seakan-akan dipukul dengan palu.

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang