[023]

3.3K 169 5
                                    

"Kelldy." Kellyn memanggil pelan Kelldy yang duduk di atas ranjang tepat di sebelahnya yang sedang tidur dan membaca buku tebal yang entah buku apa itu.

Kelldy menghela nafas menutup buku lalu meletakkan buku tebal itu di atas meja lalu beralih merebahkan tubuhnya di ranjang. Dia menatap ke arah Kellyn yang menatapnya sedari tadi. Tatapan Kellyn sendu dan terlihat takut.

Kelldy merengkuh tubuh istrinya itu lalu mengecup pelan kening gadis itu. Dia mengecup lama sehingga Kellyn bisa merasakan tubuhnya terasa panas karena bibir lembut nan panas milik Kelldy menyentuh keningnya.

Wajah Kellyn memerah dan dia mengatupkan bibirnya rapat. Tubuhnya bergetar bukan karena ketakutan tapi dia merasa senang karena Kelldy memperlakukannya sangat manis, tidak seperti biasa.

"Kau tak perlu takut...," ujar Kelldy menggantungkan kata-katanya, "karena aku akan melindungimu, istriku."

Kellyn membelalakan matanya lebar lalu tersenyum dalam diam. Dia merasakan tubuhnya panas dingin entah sejak kapan dia berani memeluk erat Kelldy.

Kellyn memeluk Kelldy dengan posisi yang intim. Kellyn merangkak ke atas tubuh Kelldy dan memeluk Kelldy erat, lelaki itu tak menolak. Dia membalas memeluk Kellyn erat.

Dalam rasa takut kebersamaan bisa membuat kita merasa tenang. Dalam rasa takut juga kita bisa membuat hubungan keras menjadi melembut.

"Aku mencintaimu." Kellyn bergumam pelan sangat pelan hingga gadis berambut ungu itu yakin jika suaminya tidak mendengar apa yang dia katakan.

****

"Aku mencintaimu." Suara Kellyn terdengar di indra pendengarannya. Suara amat pelan nan amat lembut terdengar nyaman juga terdengar menyakitkan di hati laki-laki itu.

Dia tetap memeluk erat istrinya tapi pikirannya melayang ke arah lain. Ke arah seorang gadis yang sampai sekarang masih di pikirannya. Elqila, gadis yang sangat ia cintai tapi gadis itu sudah meninggal.

Kelldy melirik ke arah Kellyn yang tidur dengan memeluk dirinya itu sendu. Dia tahu gadis seperti Kellyn harusnya tidak terlibat masalah seperti ini. Gadis itu hanya vampir rendah yang tak salah apa-apa tapi terpaksa ikut terlibat banyak masalah.

"Maafkan aku Kellyn, hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu," lirih Kelldy pelan sambil tetap memeluk erat Kellyn.

Lelaki itu tak pernah mengerti tentang cinta, dirinya selalu mengalami pahitnya hidup. Dia tidak pernah percaya dengan cinta, karena cinta membuat kehidupannya selalu hancur. Semua sering rusak karena sebuah cinta. Hingga saat ini Kelldy Lucifer tidak pernah mau berurusan dengan cinta, cinta itu hanya bohongan dan menurutnya tidak ada gunanya.

Tapi karena kehadiran gadis bermata indah dan rambut ungu panjang itu yang membuat dirinya merasa dibutuhkan. Kellyn membutuhkan bantuannya, dia butuh perlindungan.

Kelldy mendesah pelan merasakan aneh di tubuhnya. Tubuhnya panas dingin karena masih merasakan gelenyar aneh saat berdekatan dengan Kellyn.

Dia berdiri melepaskan pelukan Kellyn secara perlahan supaya gadis itu tak terbangun lalu memindahkan gadis itu di ranjang. Tapi tiba-tiba kerah pakaiannya ditarik oleh gadis itu hingga dia merasakan nafas pelan Kellyn serta bibirnya yang tepat menyentuh bibir Kellyn.

Dirinya membeku dan wajahnya memerah karena itu. Dia melepaskan kecupan singkat itu lalu menghela nafas secara perlahan merasakan getaran di dadany yang tak menghilang sama sekali. 

"Cih, sial." Kelldy mendesis sebal. 

Dia duduk lalu mengusap wajahnya pelan, dia merebahkan tubuhnya menarik selimut memilih tidur dengan tubuhnya yang setengah bergetar. 

*****

"APA!? AYAH DAN BUNDA TIDAK BISA DIHUBUNGI!?" Kelldy berteriak keras memuat Zavier dan Luvin menutup telinga menyesal telah mengatakan infor,masi yang sangat penting. 

"Ya, ayah dan bunda tak bisa dihubungi sama sekali," ujar  Zavier datar. 

"Astaga, apa yang harus aku lakukan," desis Kelldy kesal. 

Keadaan menjadi hening dan tidak ada yang bersuara, kemungkinan besar mereka sedang menunggu perintah dari pemimpin sementara mereka. Tapi Kelldy saja tidak tahu haus berbuat apa. 

Tiba-tiba pintu ruangan milik Kelldy terbuka membuat ketiga mahkluk yang ada di dalam menoleh dengan tampang bingung. Suara seseorang juga menyapa datar dan tidak pedulian. 

"Kedua orang tua angkatku juga tak bisa ku hubungi." Lovio berkata datar sambil berjalan mendekat. 

"Se-sejak kapan kau di sini?" tanya Kelldy datar. 

"Sejak malam tadi... gerbang kerajaan Peri milikku tiba-tiba saja terkunci dan aku tak bisa masuk. Aura di dalam saat aku menggunakan sulur tumbuhan pun juga hitam gelap, sepertinya gadis setengah vampir itu menuju ke sana karena tahu aku akan membantu kalian." Lovio menjawab datar dan tak peduli. Dia berhenti di sebelah Zavier dan Luvin. 

"Kau meninggalkan mereka begitu saja!?" Teriak Kelldy. "Kau tak peduli dengan keadaan mereka? Bukannya kau diberi tanggung jawab--"

"Aku juga ingin melindungfi mereka! Tapi aku bahkan tak bisa masuk, sulur tumbuhan yang aku gunakan juga hangus dan layu. Bearti mereka semua pasti mati, aku juga tidak mungkin langsung masuk beitu saja." Lovio membalas tajm. "Aku ingin menyalamatkan mereka tapi... tapi aku juga tak bisa langsung mask ke dalam dengan gegabah!" 

Kelldy diam, Zavierdan Luvin juga diam tak bergerak. Tidak ada yang berani berkata-kata. Mereka semua diam, keadaan memang sangat kacau sekarang. Tidak ada yang bisa dilakukan kecuali berpasrah jika memang masih bisa menang. 

Tapi tiba-tiba suara teriakan membuat keempat orang itu langsung terkejut dan keluar dari ruangan menuju ke arah suara. 

"Itu suara Kellyn, ayo cepat!" 

"Kellyn!" Teriak Kelldy saat sudah membuka pintu. 

Mereka terkejut saat melihat seorang yang amat mereka kenal itu sedang membawa Kellyn dengan menggendong gadis itu di punggung. 

"Hah... kau terlalu lambat, Hens." Zenna mendesis jengkel lalu menatap ke arah Kelldy dan yang lainnya. 

"Aku akan pergi terlebih dahulu, kau urus saja teman lamamu itu," ujar Hens dan berniat keluar saat tiba-tiba dinding yang sebelumnya hancur tertutupi dengan sulur tumbuhan.

"Mau kau bawa ke mana gadis itu?" Lovio langsung meninju wajah Hens hingga lingkaran lengan di pinggang Kellyn terlepas.

Lovio menangkap Kellyn melompat ke arah Kelldy dan menyerahkan gadis itu. Sedangkan Zenna berdecak karena gagal membawa Kellyn.

"Ck, sialan... dasar peri keparat," desis Zenna pelan.

"Yah... mau bagaimana lagi, lebih baik kita pergi saja, kita hanya perlu darah serigala bukan?" Gumam Hens sambil berdiri dan merapikan pakaiannya.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan hah!?" Bentak Zavier ke arah Zenna yang balas menatap Zavier.

"Hehhh... tubuh ini sudah jadi milikku, dirinya yang asli tidak akan sadar dan mau menjawab pertanyaan konyolmu itu Avier," ujar Zenna membuat Zavier terkejut.

"Kau... hanya satu orang yang memanggilku seperti itu," gumam Zavier pelan.

Kelldy menelan ludahnya susah payah, Luvin mengerjapkan matanya berulang kali merasakan hawa aneh.

"Tak mungkin, kau Elqila!" Teriak Kelldy dan Luvin bersamaan.

****

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang