[014]

4.1K 206 6
                                    

Lovio menatap dingin ke arah serigala-serigala itu. Dia menebas kepala musuhnya tanpa peduli dengan reaksi semua peri yang ada di sana, apalagi prajurit yang memilih mundur karena ketakutan dengan Lovio.

Lovio tidak peduli, dia tetap membunuh serigala-serigala itu tanpa pandang bulu. Dia mengeluarkan sulur tumbuhannya lalu membelit tubuh serigala itu dan membelah tubuh serigala itu cepat.

Dia mengayunkan pedangnya tanpa pandang bulu, tubuhnya terciprat darah hitam milik serigala-serigala itu. Dia menggeram dan terus membunuh hingga sampai di bagian gerbang Negeri Peri, dia berhenti sambil menghunuskan pedangnya kepada seseorang.

"Hebat, kau bisa menemukanku... siapa kau?" Tanya orang itu dengan nada takjub.

"Jangan banyak cingcong, untuk apa kau kemari?" Tanya Lovio dingin.

"Ha Ha Ha... menurutmu? Aku kemari untuk menangkap Kellyn. Harusnya kau sudah tahu, gadis berambut ungu yang ada di dekat istana itu yang aku incar."

"Ck. Begitu? Kau ingin ke sana?" Lovio berbalik dengan sedikit terbang ke atas. Dia menatap ke arah Kinan dan warga yang lainnya. Mereka memandang Lovio sedikit ketakutan.

"Hebat, kau tahu kelemahan semua serigala yang aku kendalikan," ujar orang itu dengan wajah kagum.

"Ck. Bukan ususanmu."

"Jadi... kau akan membunuhku?" Tanya orang itu lagi.

"Ck. Aldest kau tidak membohongiku lagi seperti saat aku masih kecil. Kau pantas mati, tapi setelah aku menghabisi pasukananmu."

"Apa?" Aldest tampak terkejut berbalik dan tidak ada pasukan apa pun.

Apa-apaan? Padahal aku membuat pasukanku tidak terlihat, tapi mengapa dia bisa melihatnya?

Lovio mengangkat tangannya tinggi-tinggi muncul cahaya. "Maaf ayah, aku harus menggunakan kekuatan ini."

Saat Lovio berniat fokus teriakan dari seseorang membuat dia berbalik dan melotot ke arah Kinan yang sudah berlari ke arahnya sambil menggelengkan kepala cepat.

"JANGAN GUNAKAN KEKUATAN ITU!" Kinan berteriak bertepatan dengan sinar yang menyilaukan mata muncul.

Kinan terdiam, Kellyn yang menggendong Putri Carea berjalan dan menangis pelan. Itu adalah Jonathan, Luvin, Kelldy, dan Zavier. Serta Kiezi dan Zen.

Lovio berbalik dan menatap kaget ke arah ayahnya. "Hah?"

"Kau melanggarku nak." Jonathan tersenyum, menepuk puncak kepala Lovio. Tiba-tiba kesadaran Lovio menipis lalu ambruk begitu saja.

"Nah... sudah saat kau beristirahat." Jonathan mengangkat tubuh Lovio di pundak, pakaian Lovio penuh dengan darah hitam.

"Aldest." Kiezi mendekat ke arah Aldest yang terdiam mematung mulai ketakutan.

"Ck. Sudah takut padaku hm? Kau kira aku mati? Bahkan bawahanmu yang bernama Rechard atau siapalah itu sudah aku bunuh." Kiezi berkata dengan nada dinginnya.

"Apa? Kau membunuhnya!?" Teriak Aldest marah.

"Ck. Begini sajalah, kalau aku membunuhmu maka pasukan serigalamu pun akan musnah bukan?"

"Ck. Kau pintar."

"Oh... sudahlah aku bosan bicara denganmu Aldest. Lebih baik aku istirahat daripada berbicara denganmu." Kiezi berjalan melewati Aldest begitu saja.

Aldest terdiam, Kinan dan yang lain juga. Kiezi tetap berjalan seakan-akan pertarungan sudah berahkir.

Tiba-tiba Aldest terbatuk dan mengeluarkan darah. "Apa!?"

Prince Vampire : Queen of Kiezi's Darkness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang